Jakarta (ANTARA News) - Warga Ibu Kota akhirnya bisa kembali menikmati suasana pesta rakyat di ajang Pekan Produk Kreatif Jakarta, suasana pesta yang dirasa sudah mulai terkikis dalam gelaran tahunan Pekan Raya Jakarta (PRJ).

Tahun ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha mengembalikan kemeriahan pesta rakyat dengan menggelar Pekan Produk Kreatif Jakarta di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada 14 sampai 16 Juni mendatang.

"Begini seharusnya pesta rakyat yang benar, kembali lagi ke Monas, sehingga warga bisa berwisata bersama keluarganya di lokasi yang mudah dijangkau dan kembali seperti sebelum tahun 1991, kembali di Monas," kata Chaidar, yang mengunjungi Pekan Produk Kreatif, Sabtu.

Seorang pengunjung asal Amerika Serikat, Don Johnston, juga senang karena bisa ikut menikmati pesta tersebut di sela kunjungannya.

"Kalau di sini kita bisa meluangkan waktu bersama keluarga dengan lebih santai, karena lokasinya yang strategis dekat kemana-mana sehingga bisa langsung mampir ke tempat lain," kata Don, yang sedang menunggu pesanan kerak telur bersama istri dan ketiga anak perempuannya.

Pekan Produk Kreatif Jakarta dipusatkan di satu tenda besar tertutup, yang di dalamnya berjejer gerai-gerai pedagang batik dan aneka kerajinan, serta gerai-gerai museum dan universitas yang ada di Jakarta.

Di depan tenda padat dan yang gerah karena pendingin udaranya tidak berfungsi baik, berderet pedagang aneka makanan, termasuk puluhan pedagang makanan khas Jakarta seperti kerak telor dan tauge goreng.
 
Pedagang kerak telor mengular menunggu pengunjung yang kelaparan atau sekedar ingin mencicipi jajanan khas Jakarta tersebut.

Husni, salah satu pedagang kerak telor, mengatakan senang berdagang di ajang itu karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan PRJ di Kemayoran.

"Kalau di Kemayoran kita sewa bisa Rp5 juta untuk sepuluh hari atau Rp15 juta sebulan, di sini cuma bayar Rp150 ribu untuk tiga hari, itu juga cuma untuk uang kebersihan," ujar Husni, yang berdagang kerak telor setiap akhir pekan.

Husni mengatakan, pada hari pertama Pekan Produk Kreatif Jakarta menghabiskan lebih dari enam kilogram telur dan berharap bisa menghabiskan lebih banyak telur.


Yang Beda

Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan pesta rakyat tersebut, anjungan-anjungan kebudayaan dari beberapa negara sahabat juga ada di dalamnya.

Negara sahabat yang ikut berpartisipasi dalam pesta rakyat tersebut antara lain Malaysia, Swedia. Rusia, Pakistan, Turki, Jepang, Iran, Inggris, Thailand, Filipina, Jerman, India, Italia, China, Korea dan Prancis.

Ada juga anjungan dari berbagai organisasi dunia seperti WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Unicef (Badan PBB yang mengurusi anak-anak).

Anjungan Pakistan menarik banyak pengunjung karena membagikan masakan khas negara tersebut, Nasi Biryani.

Salah satu juru bicara anjungan tersebut, Ayesha Tassaduq, mengatakan acara pesta rakyat itu juga bisa menjadi ajang untuk memperkenalkan kebudayaan asing ke rakyat Indonesia.

"Acara ini merupakan sebuah ide yang sangat bagus, kami sengan dengan adanya acara ini sehingga dapat memperkenalkan makanan khas Pakistan," ujar Ayesha.

Sementara anjungan Turki yang menjual makanan khas mereka, "Donner Kebab".

"Kesempatan ini merupakan ajangn yang sangat baik untuk mempromosikan negara kami ke warga Indonesia, terutama bagi warga Jakarta," ujar juru bicara anjungan Turki, Ismauil Jurgan.

Hal senada juga disampaikan oleh juru bicara anjungan Rusia, Ekaterina Tuchina, yang menawarkan penulisan nama orang Indonesia dalam huruf Kiril Rusia untuk pembatas buku.

Namun tampaknya penyelenggara masih harus melakukan perbaikan supaya pengunjung bisa lebih nyaman menikmati pesta rakyat dengan menambah fasilitas umum seperti toilet, musholla dan tempat sampah.


Seharusnya kembali

Penyelenggaraan Pekan Produk Kreatif tersebut diwacanakan sebagai cikal bakal Pesta Rakyat Jakarta.

Tahun 2014 mendatang, pemerintahan DKI Jakarta berencana memindahkan kembali PRJ ke kawasan Monas, yang menjadi tempat pagelaran PRJ sepanjang tahun 1968 hingga 1991, sebelum dipindah ke Kemayoran.

Pemerintah daerah selanjutnya akan menerapkan konsep "pasar rakyat" untuk memamerkan produk-produk asli Indonesia dan menjadikan ajang itu sebagai sarana rekreasi, belanja, dan wisata bagi keluarga.

Perubahan-perubahan itu, menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, antara lain dilakukan karena penyelenggaraan PRJ di Kemayoran dianggap terlalu komersil dengan harga sewa dan tiket masuk yang relatif mahal.

"PRJ itu seharusnya menimbulkan kesan sederhana, tapi tetap meriah, bukannya malah elit dan komersil. Karena, ajang tersebut sebenarnya merupakan pesta rakyat Jakarta," demikian Basuki Tjahaja Purnama.


Oleh Ageng Wibowo
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013