Saat ini kami tidak mengirim ke lima negara yang disebabkan oleh beberapa alasan yakni Malaysia, Yordania, Suriah, Kuwait dan Arab Saudi,"
Sukabumi (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengatakan Indonesia tidak akan mengirimkan TKI ke negara-negara yang tengah terjadi konflik.

"Saat ini kami tidak mengirim ke lima negara yang disebabkan oleh beberapa alasan yakni Malaysia, Yordania, Suriah, Kuwait dan Arab Saudi," kata Jumhur kepada wartawan di Sukabumi, Jabar, Sabtu.

Menurutnya, selain sedang berkonflik, Indonesia juga tidak akan mengirim ke negara yang jumlah TKI nya sudah terlalu banyak seperti Malaysia dan Arab Saudi ditambah kedua negara tersebut dimoratorium TKI oleh Pemeritah RI karena ada beberapa kasus majikan yang menyiksa TKI.

Lebih lanjut, tindakan tegas seperti ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan atau hal yang tidak diinginkan menimpa para TKI yang tengah bekerja.

Selain itu, antisipasi lainnya yang dilakukan oleh BNP2TKI dalam menekan angka TKI yang bermasalah yakni dengan cara menyelektif negara tujuan kerja.

"Kami tidak sembarang dalam melakukan penempatan kerja kepada para TKI, karena selain menempatkan kerja kami juga wajib melakukan perlindungan kepada para pahlawan devisa ini. Sehingga, seluruh TKI yang bekerja harus terdata," tambahnya.

Di sisi lain, pihaknya juga melarang dan sudah menjadi aturan baku bahwa setiap calon TKI wajib melapor ke dinas tenaga kerja setempat, di samping itu juga harus melengkapi berkas dan izin administrasi.

Jumhur mengatakan tidak hanya itu saja, setiap calon TKI pun harus mengetahui latar budaya dan bahasa negara tujuan kerjanya.

Karena, selama ini banyaknya kasus TKI yang disiksa atau bermasalah lainnya karena tidak mengetahui bahasa dan kebudayaan warga di negara tersebut sehingga sering terjadi kesalahpahaman antara majikan dan TKI.

Selain itu, TKI yang akan bekerja minimal umurnya 18 tahun dan jika menjadi penata rumah tangga minimal berusia 21 tahun.

Jumhur juga mengakui saat ini masih banyak TKI yang mudah terpedaya dan tertipu ulah calo yang akhirnya saat diberangkatkan dan bekerja menjadi masalah.

"Maka dari itu kami pun mengimbau kepada warga yang ingin menjadi TKI penuhi syarat sesuai prosedur dan kami pun akan menempatkan TKI di negara dan tempat kerja yang layak sehingga sesuai motto kami bersama TKI membangun negeri," kata Jumhur.
(KR-ADR/R010)

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013