Pembangunan terowongan air ini masih difokuskan di lima titik banjir terparah ketika musim hujan, seperti di Jalan Galunggung, kawasan Gadingkasri dan Bareng,"
Malang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Malang segera membangun terowongan air untuk mengatasi masalah banjir di daerah itu yang selalu menggenang ketika musim hujan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pengawas Bangunan (PUPPB) Kota Malang Dr Jarot Edi Sulistyono, Senin mengatakan sistem yang memaksimalkan terowongan air itu sudah diterapkan di Bali dan Jakarta dan untuk wilayah Jatim baru akan diterapkan di Malang.

"Pembangunan terowongan air ini masih difokuskan di lima titik banjir terparah ketika musim hujan, seperti di Jalan Galunggung, kawasan Gadingkasri dan Bareng," kata Jarot.

Menurut dia, kalau pembangunannya sudah selesai akan dilakukan uji coba terlebih dahulu di aliran sungai di Jalan Bondowoso hingga Sungai Metro, setelah itu baru di Jalan Soekarno Hatta yang tembus ke Sungai Brantas.

Ia mengatakan terowongan air tersebut harus terhubung dengan sungai besar sebagai penampung air yang kemudian dialirkan menuju ke sungai besar agar genangan air segera hilang.

Belum lama ini Jarot mengatakan pertengahan tahun ini sudah mulai digarap. Saat ini masih dilakukan kajian mengenai detail perencanaannya (DED) serta alokasi anggaran untuk menggarap proyek tersebut.

Sistem terowongan air yang rencananya sepanjang 1.400 meter tersebut dengan cara membuat drainase melalui pengeboran di dalam tanah sebelum dipasang "box tunnel". Lubang drainase nantinya mencapai dua meter kali 2,5 meter.

Proyek tersebut merupakan tahap awal untuk mengatasi banjir di lima titik terparah, yakni banjir di Jalan Galunggung, kawasan Gading Kasri, Jalan Pulosari, kawasan Dieng serta jalan menuju Kelurahan Pisang Candi.

Ia mengakui, anggaran untuk proyek tersebut memang cukup mahal, namun hasilnya bisa maksimal untuk mengatasi banjir di daerah itu, bahkan cakupan sistem itu juga akan diperluas hingga di sejumlah titik langganan banjir.

Lebih lanjut Jarot mengatakan, anggaran proyek akan diajukan dalam perubahan anggaran keuangan (PAK) 2013. Nominalnya mungkin lebih dari Rp70 miliar.

Menurut Jarot, dengan adanya sistem tersebut, air yang menggenang di lima titik langganan banjir itu akan teratasi karena air akan dialirkan ke Kali Metro melalui drainase.

Ia menegaskan, meski sistem itu pembangunannya harus dilakukan di bawah tanah, dipastikan tidak akan mengganggu arus lalu lintas.

Selain membangun saluran air dengan sistem terowongan air, DPUPPB juga akan melakukan pengerukan pada saluran air yang di dalamnya dipenuhi sampah dan endapan tanah serta kotoran lain yang menjadi penyebab utama terganggunya fungsi gorong-gorong.

(E009/M026)

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013