Bandung (ANTARA News) - Seorang berpakaian Pramuka Penegak, Dimas Gumilar Taufik (17), nekad menghampiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seusai acara upacara pembukaan Jambore Nasional (Jamnas), di Buper Letjen (Purn) DR (HC) Mashudi, Jatinangor, Sumedang, Minggu untuk menyerahkan surat permintaan bantuan dana pendidikannya. Aksi siswa kelas III SMA Sandi Putra, Kabupaten Bandung itu mengejutkan sejumlah Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) hingga langsung mengamankannya, terlebih lagi kejadiannya di tengah-tengah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyaksikan pertunjukan seni kolosal acara pembukaan Jamnas 2006. Namun sebelum menyerahkan surat itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dimas sudah dihalangi oleh Paspamres, meski demikian surat tersebut tetap diterima oleh salah seorang pihak kepresidenan. Kedatangan Dimas sendiri tidak diduga-duga karena muncul dari sayap kanan podium penyelenggaraan acara tersebut, sedangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah menyaksikan acara seni kolosal pembukaan Jamnas. "Saya butuh biaya untuk menyelesaikan pendidikan SMA karena orang tua menganggur, terlebih lagi saya saat ini tengah semangat untuk belajar," katanya seusai diamankan oleh Paspamres. Ia mengatakan kebutuhan biaya untuk menyelesaikan pendidikannya cukup besar karena setiap bulannya harus ada Rp90 ribu hingga dirinya nekad menghampiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Saya benar-benar terdesak memerlukan biaya pendidikan karena untuk minta ke saudara tidak mungkin karena sama-sama susah juga," kata warga Sukapirus RT 07/RW 13, Dayeukolot, Kabupaten Bandung. Ia mengaku sebelumnya ayahandanya sempat bekerja di PT Freeport namun saat ini menganggur sedangkan kebutuhan biaya untuk menyelesaikan pendidikan selama satu tahun ini sangat dibutuhkan. Dirinya sudah mencoba meminta bantuan kepada bagian pariwisata Jamnas 2006 dan Pemerintah Kabupaten Bandung, namun permintaan bantuan itu kurang ditanggapi hingga posisi dirinya benar-benar tengah terdesak. "Di dalam surat itu berisikan empat lembar kertas, yakni, surat permintaan bantuan dana pendidikan, surat tanda lulus SMP dan rapor SMP," Dimas yang ikut serta sebagai Panitia Jamnas 2006. Sementara itu, salah seorang pembina Jamnas 2006 asal Surakarta, Sri Murdihartini, mengatakan, dirinya merasa trenyuh melihat Dimas Gumilar Taufik yang berani mendekati Presiden untuk mendapatkan bantuan dana pendidikan. "Saya benar-benar trenyuh, Dimas melakukan itu karena butuh biaya untuk menyelesaikan pendidikannya," katanya. Juru Bicara (Jubir) Kepresiden, Andi Mallarangeng, mengatakan, akibat kejadian itu, Dimas Gumilar Taufik tidak sampai ditahan. "Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri tidak marah atas kejadian tersebut," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006