Kami sangat berterima kasih ada metode Wolbachia ini. Semoga berhasil dan lebih banyak lagi penurunannya, bahkan kalau bisa tidak ada kasus DBD, steril semua nyamuk Aedes Aegypti-nya jadi ber-Wolbachia
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menerapkan metode penyebaran telur nyamuk Wolbachia untuk menekan ancaman kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Kami sangat berterima kasih ada metode Wolbachia ini. Semoga berhasil dan lebih banyak lagi penurunannya, bahkan kalau bisa tidak ada kasus DBD, steril semua nyamuk Aedes Aegypti-nya jadi ber-Wolbachia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Bali, Anak Agung Ayu Candrawati dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Untuk itu Pemprov Bali bekerja sama dengan Save The Children Indonesia dan Yayasan Kerti Praja melakukan pencegahan DBD  melalui edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap metode Wolbachia.

Antusiasme dan penerimaan masyarakat Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng terhadap Wolbachia, kata dia, sudah cukup tinggi, dimana ada 95,63 persen masyarakat  mendukung implementasi metode Wolbachia di lingkungan mereka.

Chief of Partnership, Strategy Program and Operation Save The Children Erwin Simangunsong mengatakan tingginya antusiasme masyarakat ini dipengaruhi oleh pengalaman keluarga terkena DBD sebelumnya.

Baca juga: Uji coba "Wolbachia", pelumpuh virus dengue dilakukan di 7 daerah

“Angka kasus ini bukan hanya sekadar jumlah, tetapi ada hak kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak yang dipertaruhkan. Metode Wolbachia ini menjadi inovasi baru untuk mencegah kasus DBD terus bertambah, sehingga anak dan masyarakat terlindungi dari DBD," katanya. 

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada 131.265 kasus DBD di Indonesia pada 2022 yang 40 persennya terjadi pada anak usia 0-14 tahun, dengan jumlah kematian sebanyak 1.135 kasus. Sedangkan di Kota Denpasar, Dinas Kesehatan mencatat ada 1.305 kasus DBD sejak Januari-September 2023.

Pada pertengahan November 2023, penerapan metode Wolbachia akan memasuki masa awal penyebaran telur nyamuk di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng.

Perwakilan masyarakat di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng telah menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dengan menjadi orang tua asuh wadah telur nyamuk ber-Wolbachia.

Metode Wolbachia ini merupakan terobosan dari World Mosquito Program (WMP) yang telah diimplementasikan di 14 negara sejak tahun 2011, termasuk Indonesia.

Baca juga: Pemerintah diminta monitor dampak Wolbachia dalam pengendalian dengue

Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat di 50 persen serangga yang ada di bumi dan dinyatakan aman untuk manusia, hewan, dan lingkungan. Bakteri tersebut mampu menghambat replikasi Virus Dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit DBD, zika, dan chikungunya.

Di Indonesia, metode Wolbachia pertama kali dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan terbukti berhasil menurunkan 77 persen kasus DBD dan mengurangi rawat inap di rumah sakit sebesar 86 persen.

Kemenkes juga telah mengevaluasi hasil penyebaran nyamuk di Yogyakarta dan menyatakan bahwa ada cukup bukti untuk memperluas manfaat Wolbachia untuk melindungi masyarakat Indonesia dari DBD.

Melalui Keputusan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1341 Tahun 2022, metode Wolbachia telah diimplementasikan di lima kota yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang.

Baca juga: Kemenkes tebar telur nyamuk Wolbachia di Kupang guna mengatasi DBD
 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023