Palu (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman S Thahir mengemukakan beasiswa program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, merupakan satu skema pengentasan kemiskinan berbasis pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

"Karena itu KIP Kuliah harus tepat sasaran dan tepat guna," kata Profesor Lukman S Thahir, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, sekaitan dengan pembinaan 300 mahasiswa penerima KIP Kuliah lewat kegiatan English Camp.

KIP Kuliah merupakan satu program nasional yang terus digencarkan oleh pemerintah untuk memberikan bantuan biaya pendidikan kepada masyarakat ekonomi menengah ke bawah, namun berprestasi secara akademik.

Tahun ini UIN Datokarama sebagai salah satu perguruan tinggi negeri penyelenggara KIP Kuliah mendapat jatah kuota penerima KIP sebanyak 300 orang.

"Dan semua itu merupakan generasi muda ekonomi menengah ke bawah, yang berasal dari desa dan kelurahan di Sulawesi Tengah," ucapnya.

Profesor Lukman bangga dengan 300 mahasiswa penerima KIP Kuliah tahun 2023, yang merupakan mahasiswa baru atau mahasiswa semester satu tahun akademik 2023/2024.

Sebab, meski berasal dari kalangan keluarga yang secara ekonomi berada di menengah ke bawah. Namun, secara akademik, 300 penerima KIP tersebut berada di atas rata - rata.

"Mereka inilah, orang - orang terdepan yang kelak harus menjadi iconis UIN Datokarama sebagai kampus terdepan, mereka representatif kualitas, representatif mutu, kepribadian yang mengandung jiwa kepemimpinan, memiliki talenta keterampilan berusaha, dan mampu menangkap peluang pasar untuk bersaing dengan yang lain," ujarnya.

Profesor Lukman yang merupakan Pakar Filasafat Agama mengatakan, untuk menjadi iconis, mahasiswa penerima KIP, harus memiliki managemen tata kelola penggunaan beasiswa tersebut.

Beasiswa yang diterima oleh mahasiswa, ujar dia, harus tepat guna dalam pemanfaatannya, yaitu digunakan untuk menopang pengembangan kompetensi intelektual, keterampilan, spiritual, serta memperluas jejaring sosial dengan tetap menebar moderasi beragama.

Oleh sebab itu, Profesor Lukman yang juga sebagai Ketua Nahdlatul Ulama Sulteng menekankan kepada 300 mahasiswa tersebut agar tidak perlu minder, meski berasal dari keluarga kalangan menengah ke bawah.

"Anak - anakku sekalian, kalian harus percaya diri dan bangga. Sebab di luar sana, ada ratusan bahkan ribuan orang yang ingin memperoleh beasiswa ini, namun tidak tercapai. Maka kalian harus bersyukur, berterima kasih kepada pemerintah, kepada Kementerian Agama, kepada Menteri Agama, kepada UIN Datokarama," ungkapnya.

Setiap manusia potensi memancarkan gelombang elektromagnetik yang berasal dari pikiran dan perasaannya yang disebut vibrasi. Pancaran gelombang pikiran dan perasaan akan direspons oleh lingkungan dan alam.

Profesor Lukman menyemangati mahasiswa penerima KIP agar bermimpi dan menebarkan harapan serta cita - cita setinggi mungkin. Gelombang tersebut akan ditangkap atau direspons oleh lingkungan dan alam.

"Jangan pernah kalian takut dengan kegagalan. Takutlah, bila kalian tidak memiliki harapan dan cita - cita," imbuhnya.

Baca juga: Kemenag: Penerima KIP harus memiliki komitmen kebangsaan yang kuat

Baca juga: Rektor UIN sebut BOPTN harus menopang program unggulan Kemenag

Baca juga: Wamenag minta peserta KKN UIN perkuat moderasi beragama di masyarakat
Sebanyak 300 mahasiswa mengikuti kegiatan english camp bagi mahasiswa penerima KIP Kuliah UIN Datokarama tahun 2023. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023