Kota Gaza, Jalur Gaza (ANTARA News) - Israel menyerang gedung Kementerian Luar Negeri Palestina di Kota Gaza untuk kedua kali dalam sepekan, Senin, sehingga bangunan itu jadi puing, saat negara Yahudi tersebut meningkatkan serangan tiga pekan setelah penculikan seorang prajuritnya oleh pejuang Palestina. Tiga warga lokal cedera oleh satu rudal yang ditembakkan Senin dinihari dari pesawat jet F-16 yang menghancurkan apa yang tersisa dari bangunan Kementerian Luar Negeri itu, kata beberapa sumber keamanan, seperti dilaporkan AFP. Bangunan tersebut sudah rusak parah akibat serangan Kamis. Israel dalam beberapa hari belakangan telah menyerang sejumlah lembaga pemerintah Palestina, yang dipimpin oleh Hamas -- yang menolak untuk mengakui negara Yahudi dan mencela kekerasan. Serangan tersebut dilancarkan setelah tank, kendaraan lapis baja dan buldoser memasuki Beit Hanun sebelum fajar, dalam penyerbuan paling jauh Israel ke dalam wilayah itu sejak negara Yahudi itu memulai serangan penghukumannya pada 28 Juni, tiga hari setelah Kopral Gilad Shalit diculik. Lima pejuang Palestina dari dua di antara tiga kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan mematikan 25 Juni, yang mengakibatkan penculikan Shalit, tewas di daerah Beit Hanun, sementara seorang perempuan tua meninggal dalam pemboman Israel di bagian selatan wilayah tersebut. "Operasi Hujan Musim Panas" itu, yang dipelopori dengan dua sasaran yaitu untuk menemukan kembali Shalit dan menghentikan serangan roket terhadap Israel, sekarang telah menewaskan 85 orang Palestina dan satu prajurit Israel sejak 5 Juli. Israel sejak itu telah membuka front baru dalam krisis Timur Tengah, dengan melancarkan serangan mematikan lima hari berturut-turut terhadap Lebanon setelah pejuang Hizbullah menculik dua lagi prajurit Israel pekan lalu. Dua anggota Komite Perlawanan Rakyat (PRC) tewas oleh tembakan Israel, Ahad, ketika mereka berada di dekat sekelompok orang di jalan di Beit Hanun, kata beberapa sumber keamanan Palestina. Sumber medis Palestina mengatakan mereka tewas oleh serangan udara Israel. Wanita jurubicara Angkatan Darat Israel mengatakan tembakan artileri telah ditujukan ke sekelompok "agen yang sedang memasang bahan peledak". Tiga orang dari sayap bersenjata Hamas, yang memerintah, tewas ketika satu pesawat Israel menembakkan rudal ke sekelompok pejuang Palestina. Sebanyak 20 orang lagi cedera, termasuk seorang perempuan dan satu bayi, akibat tembakan sporadis dan pemboman Israel dalam penyerbuan ke wilayah utara Jalur Gaza, kata beberapa sumber medis. Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya, yang kantornya di Jalur Gaza dibom oleh Israel pada 2 Juli, mencela masyarakat internasional karena tak turun-tangan guna menghentikan pembantaian oleh Israel di tengah meningkatnya korban jiwa. "Saya bertanya-tanya apakah masyarakat internasional telah begitu bungkam dalam menghadapi kekejaman semacam ini. Saya tak pernah mendengar atau membaca mengenai penerimaan kekejaman semacam ini," katanya kepada surat kabar Turki, Al-Sabah. Puluhan orang Palestina yang tinggal di pinggiran Beit Hanun meninggalkan rumah mereka, dan berlindung di sekolah yang dikelola PBB di kamp pengungsi Jabaliya, yang berdekatan. Kelompok bantuan telah menyampaikan keprihatinan mengenai kesulitan untuk memberi bantuan kepada 1,4 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza menyusul berbulan-bulan krisis keuangan dan penghentian bantuan langsung Barat kepada pemerintah pimpinan Hamas. Penculikan Shalit tiga pekan lalu menyulut krisis terburuk Palestina-Israel sejak pemerintah pimpinan Hamas terpilih dan sebagian pertempuran yang merenggut paling banyak korban di wilayah Palestina dalam bertahun-tahun. Israel telah menolak berunding dengan Hamas, gerakan yang secara resmi menganjurkan penghancuran negara Yahudi, dan berikrar serangan akan berlanjut "di mana saja, kapan saja, dengan ukuran" yang dipilihnya sendiri. (*)

Copyright © ANTARA 2006