Kenaikan harga BBM belum tentu berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit bank, bergantung pada ke mana realokasi subsidi harga BBM itu.
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Difi Ahmad Johansyah, menilai kebijakan penaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum tentu berdampak negatif terhadap pertumbuhan kredit perbankan.

"Kenaikan harga BBM belum tentu berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit bank, bergantung pada ke mana realokasi subsidi harga BBM itu," kata Difi kepada wartawan, di Jakarta, Rabu.

Ia mencontohkan, apabila pengurangan subsidi harga BBM diberikan untuk sektor pembangunan infrastruktur, maka pertumbuhan kredit di sektor tersebut juga bisa berjalan.

"Sekarang ini kan sudah disetujui harga BBM naik, tinggal nanti realokasi subsidi BBM itu ke mana," ujar dia.

Lebih jauh dia mengatakan pertumbuhan industri perbankan secara keseluruhan juga belum dapat dipastikan dengan adanya situasi rencana kenaikan harga BBM bersubsidi saat ini. Menurut dia bank masih akan melakukan perhitungan terlebih dulu atas biaya yang kemungkinan bertambah.

"Semua juga akan `clear` apabila rupiah stabil. Karena dana-dana di portofolio ini kan tidak suka ketidakpastian. Nah saat ini mereka kembali dulu ke dolar," kata dia.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013