Nanti pada hari H yang ditentukan habisnya MOU, mudah-mudahan sudah selesai. Ini sudah 11 lantai dari rencana 26 lantai
Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) - Proyek pembangunan Monumen Reyog dan Museum Ponorogo (MRMP) dengan anggaran sebesar Rp76,6 miliar di Desa Sampu, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur saat ini telah mencapai 30 persen.

"Alhamdulillah, kemajuan pelaksanaannya bagus, on the track, sesuai jadwal perencanaan. Mudah-mudahan terus seperti ini sampai selesai," kata Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko di Ponorogo, Senin.

Bangunan monumen yang didesain memiliki 26 lantai tersebut, pelaksana pekerjaan telah mengerjakan 11 lantai. Di bagian atas dari bangunan ini akan dibangun monumen reyog 126 meter dengan material GRZ.

Jika sudah jadi sesuai rancangan awal, monumen ini diklaim memiliki ketinggian di atas konstruksi Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang memiliki ketinggian 105 meter.

"Nanti pada hari H yang ditentukan habisnya MOU, mudah-mudahan sudah selesai. Ini sudah 11 lantai dari rencana 26 lantai. Untuk struktur 27 lantai. GRZ sudah datang nanti dirakit untuk patungnya. Akhir November harus benar-benar sudah selesai," kata Sugiri.

Tidak hanya museum peradaban Ponorogo, mega proyek senilai Rp76,6 miliar tersebut nantinya juga akan dilengkapi dengan fasilitas hotel yang menyatu dengan patung reyog setinggi 126 meter.

Pada tahap pertama ini PT Widya Satria Surabaya selaku kontraktor telah menyelesaikan 30 persen pekerjaan.

"Nanti sembari ini dibangun, puzzel material GRZ untuk reyog tinggal dipasang-pasang saja tidak serumit sekarang. Karena saat ini kan harus mengangkut, kalau sudah semua di sini tinggal pasang. Tapi optimistis akhir November sesuai kontrak penyelesaiannya," katanya.

Terkait sarana dan prasarana pendukung seperti akses jalan, penerangan jalan umum (PJU), penataan permukiman warga serta taman di halaman monumen, Sugiri menyatakan pekerjaan tersebut akan dimulai pada 2024. Sebab pekerjaan tersebut terpisah dari pekerjaan konstruksi yang saat ini tengah dikebut.

"Itu anggaran terpisah, mulai kita kerjakan 2024 mendatang. Biar ekosistem wisata jalan. Penduduk juga siap. Walaupun belum sempurna tapi bisa dipandang selesai," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023