Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur telah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi banjir di wilayah itu saat musim hujan ini.

"Kita membuat sumur resapan sedalam 30 meter, pengerukan waduk, pengerukan saluran Phb (penghubung), perbaikan saluran, pembangunan saluran hingga kerja bakti untuk membersihkan lingkungan agar tetap bersih," kata Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar.

Hal itu disampaikan Anwar usai membuka "Sosialisasi Pencegahan dan Antisipasi Terjadinya Tawuran, Kekerasan Seksual Perempuan dan Anak' di Masyarakat, di Aula Kantor Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa.

Hingga saat ini, pihaknya sudah membuat 4.000 sumur resapan yang kedalamannya hingga 30 meter. Tak hanya sebagai salah satu pengendali banjir, sumur resapan yang sudah dibangun mampu menjaga Jakarta Timur tidak mengalami kekeringan.

Baca juga: Pembangunan rumah pompa di Patra capai 35 persen

Ribuan sumur resapan tersebut mampu menjaga air di dalam tanah. "Kemarin kita merasakan, ketika kemarau panjang, dua tahun lalu Jakarta Timur selalu kekurangan air," katanya.

Tahun ini tidak ada warga Jakarta Timur (Jaktim) yang melaporkan adanya kekeringan. "Alhamdulillah, tahun ini saya kira hampir sama sekali warga tidak ada yang melapor kekeringan kepada saya, berarti yang kita lakukan berhasil.  Makanya kita tingkatkan terus," kata Anwar.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbaiki prosedur standar operasi (SOP) terkait pengoperasian Sodetan Ciliwung untuk mencegah terjadinya banjir di Jakarta.

"Jadi kemarin SOP-nya mau diperbaiki," kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa.

Baca juga: DKI perbaiki prosedur pengoperasian Sodetan Ciliwung guna cegah banjir

Heru menyebutkan, banjir bermunculan setelah hujan deras yang melanda wilayah Kota Jakarta, salah satunya di Bidara Cina. Padahal, keberadaan Sodetan Ciliwung semestinya bisa menangkal banjir di wilayah tersebut.

Karena itu, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane saat ini dalam proses mendiskusikan perubahan SOP agar air dapat dialirkan ke Sodetan Ciliwung tanpa harus menunggu kondisi tertentu.

"Jadi kalau bisa begitu mengalir ke Kali Ciliwung itu masuk dulu ke sodetan, kalau selama ini kan tunggu, maaf, tunggu posisi tertentu baru mengalir," kata dia.

Selain itu, Heru memastikan banjir menjadi salah satu perhatian khusus Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Karena itu, pihaknya gencar melakukan pengerukan kali maupun saluran air.
Baca juga: BPBD DKI bentuk Tim Reaksi Cepat untuk antisipasi banjir

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023