Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah hingga kini belum merencanakan untuk kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi meski harga minyak internasional sudah mencapai hampir 80 dolar AS per barel. "Belum ada rencana (menaikkan harga BBM bersubsidi). Yang ada itu sekarang adalah pengurangan subsidi dengan mensubstitusi volume BBM dengan volume energi alternatif," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di kantor presiden Jakarta, Senin. Menurut dia, meski harga minyak internasional mencapai 80 dolar AS atau jauh di atas asumsi pemerintah di APBN 2006 sebesar 57 dolar AS atau usulan di APBN Perubahan 2006 62 dolar AS, pemerintah belum akan menyesuaikan harga BBM karena konsumsi BBM bersubsidi cenderung turun. "Kebetulan konsumsi BBM bersubsidi kita turun. Jadi kita harapkan kalau konsumsi BBM bersubsidi bisa turun maka subsidinya bisa turun juga," katanya. Namun, untuk menentukan berapa asumsi harga minyak di APBN Perubahan 2006 dan jumlah subsidi BBM yang harus dikeluarkan, menurut dia, pemerintah harus betul-betul mempertimbangkan berapa harga minyak internasional ke depan. "Karena belum ditentukan berapa, maka subsidinya belum bisa dihitung, maka harus ditentukan dulu. Nanti kita bicarakan dengan DPR, subsidi berapa, liftingnya berapa," katanya. Hal senada dikatakan Menko Perekonomia Boediono, yang menyatakan pemerintah masih menggunakan asumsi harga minyak seperti yang tercantum di APBN 2006 sebesar 57 dolar AS per barel. Sedangkan mengenai kemungkinan perubahannya menyusul kenaikan harga minyak internasional, Boediono mengatakan hal itu masih dihitung pemerintah, karena perkembangan harga minyak akan terus berubah hingga akhir tahun. "Harga dengan asumsi kan naik terus yah. Kita tunggu saja, kan masih lima bulan," katanya. Harga minyak internasional saat ini terus melambung hingga mencapai 79 dolar AS akibat kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan perang di kawasan Timur Tengah. Pemerintah pada APBN 2006 menetapkan harga minyak sebesar 57 dolar AS per barel, dengan produksi minyak 1,050 juta barel per hari, sementara subsidi BBM yang ditetapkan sebesar Rp54,28 triliun. Sementara untuk asumsi APBNB perubahan 2006, pemerintah menetapkan harga minyak 62 dolar AS per barel dan produksi minyak 1 juta barel per hari.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006