Banjarmasin (ANTARA) - Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan Indonesia (PEPSILI) menanam bibit mangrove di Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan yang dikelola Sahabat Bekantan Indonesia untuk memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2023.

"HCPSN menjadi momentum bagi PEPSILI menyuarakan pelestarian keanekaragaman hayati," kata Sekretaris Jenderal PEPSILI Prof Prabang Setyono di Banjarmasin, Selasa.

Guru Besar Bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan Universitas Sebelas Maret (UNS) itu mengatakan aksi nyata konservasi hutan mangrove sebagai langkah penyelamatan ekosistem lingkungan lahan basah.

Prabang mengatakan lahan basah jadi salah satu ciri khas dan keunggulan lingkungan di daratan pulau Kalimantan yang di dalamnya hidup primata endemik yaitu bekantan.   

Dijelaskan dia, bekantan yang merupakan jenis monyet dengan hidung besar dan rambut berwarna cokelat kemerahan adalah maskot fauna Kalimantan Selatan yang terancam punah akibat rusaknya habitat hutan mangrove jenis rambai yang menjadi makanan utamanya.

Penanaman mangrove di Pulau Curiak jadi rangkaian kegiatan PEPSILI di Kalimantan Selatan dengan Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) selaku tuan rumah bertepatan dengan momen HCPSN yang diperingati pada setiap 5 November sesuai Keppres Nomor 4 Tahun 1993 yang ditandatangani oleh Presiden RI Kedua, Soeharto.

Rangkaian kegiatan sebelumnya yaitu seminar internasional ICESDM, Rakernas dan Pelatihan KLHS oleh PEPSILI yang beranggotakan lebih dari 60 Program Studi Ilmu Lingkungan seluruh Indonesia baik tingkatan sarjana (S1), magister (S2) hingga doktor (S3).

Dr Isnasyauqiah selaku Koordinator Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan ULM yang juga ketua panitia penyelenggara kegiatan PEPSILI menyampaikan para peserta sangat antusias memperoleh pengalaman baru mengeksplorasi Kalimantan Selatan.

Apalagi mengunjungi langsung Pulau Curiak tempat hidup bekantan di luar kawasan konservasi yang merupakan kawasan bekerja sama SBI dan ULM sebagai implementasi Tridharma Perguruan Tinggi.

 
PEPSILI saat melakukan penanaman bibit mangrove di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. (ANTARA/Firman)
Sementara Ketua SBI Dr Amalia Rezeki mengatakan peringatan HCPSN tahun ini diselenggarakan dengan sederhana namun berdampak positif pada lingkungan.

Aktivitas penanaman mangrove di area restorasi berperan besar dalam menambah daya dukung pakan alami bekantan serta secara berkelanjutan menjadi langkah besar sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.

Dia menyebut tahun ini bibit pohon mangrove yang sudah ditanam di Pulau Curiak kurang lebih 11.000 batang.

Menurut Amel, sapaan akrab Doktor Konservasi Bekantan ULM ini, peringatan HCPSN menjadi alarm untuk percepatan pelestarian alam melalui ragam aksi seperti penanaman pohon, penyelamatan satwa liar, dan edukasi masyarakat agar turut melindungi keanekaragaman hayati.

Baca juga: Pidada dan koral jadi maskot Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2021

Baca juga: Raker IX PEPSILI di Gorontalo bahas konsep smart forest city IKN

Baca juga: Polda Kalsel tanam 1.850 bibit rambai dukung restorasi mangrove

 

Pewarta: Firman
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023