Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno dalam rangkaian peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2021 menyebut upaya konservasi satwa dan alam berkontribusi dalam upaya penanganan perubahan iklim.

Menurut keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Jumat, KLHK lewat Balai Taman Nasional Halimun Salak menyelenggarakan Podcast Edukasi Cinta Puspa dan Satwa sekaligus Pameran Fotografi Satwa Liar di area Mall Boxies 123, Bogor di Jawa Barat pada 3- 5 November 2021.

“Saya kira acara seperti ini sangat bagus, apalagi diselenggarakan di mall untuk semakin mendekati ke generasi milenial perkotaan akan isu-isu pelestarian alam khususnya satwa dan puspa,” ujar Dirjen KSDAE KLHK Wiratno.

Baca juga: Wamen LHK: Konservasi satwa harus dapat perhatian yang sama di COP26

HCPSN, yang diperingati setiap 5 November, adalah peringatan yang bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat atas perlindungan dan pelestarian puspa dan satwa nasional. HCPSN pertama kali diprakarsai oleh Presiden Soeharto pada 1993.

Wiratno dalam pernyataan tersebut menjelaskan pentingnya konservasi seperti yang dilakukan Taman Nasional Halimun Salak, yang lokasinya berada tidak jauh dari Jakarta. Penyelamatan hutan di Halimun Salak, jelasnya, berarti juga menyelamatkan masyarakat.

“Salah satu contohnya adalah hutan yang terjaga di Halimun Salak akan menyelamatkan macan tutul yang merupakan top predator di situ, terkait rantai makanan yang terjaga sehingga sampai mikroba pun akan terjaga. Mikroba di Halimun Salak ternyata punya manfaat membantu pertanian masyarakat seperti untuk mempercepat pertumbuhan akar tanaman pertanian, jadi keberadaan hutan yang lestari ini banyak sekali manfaatnya," katanya.

Tidak hanya itu, Wiranto juga menegaskan kontribusi kawasan konservasi dalam pengendalian perubahan iklim. Indonesia telah mentargetkan FoLU Net Sink selambat-lambatnya 2030 dan Net Zero Emissio pada 2060 atau lebih cepat.

Menurutnya, kawasan konservasi juga menjadi salah satu yang mendukung pencapaian target tersebut.

Kondisi hutan konservasi yang terjaga dengan baik akan mendorong penyerapan dan penyimpanan karbon, juga panas bumi yang terdapat di dalam kawasan konservasi menjadi energi bersih yang penting dalam pengendalian perubahan iklim.

Baca juga: BBIL dorong konservasi satwa langka
Baca juga: HAkA minta masyarakat hentikan perburuan satwa dilindungi


Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021