Jadi setelah dianalisa, gempa bumi magnitudo 6,3 yang terjadi pekan lalu diakibatkan oleh adanya sesar lokal
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Timur menyebut gempa bumi magnitudo 6,yang terjadi di Kupang pada Kamis (2/11) pekan lalu diakibatkan adanya patahan sesar lokal.

“Jadi setelah dianalisa, gempa bumi magnitudo 6,3 yang terjadi pekan lalu diakibatkan oleh adanya sesar lokal,” kata Koordinator BMKG NTT Margiono di Kupang, Selasa.

Baca juga: BMKG: Gempa M5,1 guncang Sumbawa dipicu lempeng Indo-Australia

Hal itu disampaikan saat menjadi pembicara dalam kegiatan bimbingan teknis (bimtek) serta lokakarya bertemakan "Jurnalis Tangguh Bencana" yang diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC).

Kegiatan itu menghadirkan 25 wartawan dari sejumlah organisasi mulai dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen), IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), SMSI (Serikat Media Siber Indonesia), AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia), dan JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia), yang ada di NTT.

Dia mengatakan bahwa gempa bumi yang terjadi pada Kamis (2/11) pekan lalu merupakan gempa bumi kedua dengan magnitudo yang lebih besar dibandingkan gempa bumi yang terjadi pada tahun 2022 lalu.

"Gempa yang terjadi di kabupaten pada tahun 2022 lalu itu lokasinya sama dengan gempa yang terjadi pada tanggal 2 lalu. Bedanya adalah magnitudo-nya kali ini 6,6 sementara tahun sebelumnya magnitudo 5,6," ujar dia.

Baca juga: BPBD: Gempa bumi berdampak pada 586 orang di Kupang

Dia menjelaskan, bahwa sifat gempa bumi itu sendiri adalah gempa berulang.Artinya jika jika gempa bumi pernah terjadi di salah satu lokasi maka dipastikan akan ada lagi gempa berikutnya.

Namun, pihak BMKG sendiri tidak bisa memprediksi kapan gempa bumi itu akan kembali terjadi di lokasi yang sama, oleh karena itu masyarakat diimbau untuk selalu waspada jika daerah tempat tinggal pernah menjadi lokasi gempa bumi.

"Bahkan kami juga tidak bisa memprediksi berapa magnitudo gempa berikutnya," ujar dia.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang, tercatat 27 desa di 14 kecamatan terdampak gempa bumi dengan jumlah warga yang menjadi korban 520 jiwa.

Dalam peristiwa itu, 104 rumah warga serta 11 fasilitas umum, seperti sekolah dan gereja, serta 29 gedung perkantoran pemerintah rusak.

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut terjadi di kedalaman 10 kilometer dan lokasi di 24 kilometer tenggara Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi NTT.

Baca juga: BPBD NTT imbau masyarakat tingkatkan kewaspadaan terhadap gempa bumi

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023