Makassar (ANTARA) - Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia (FKG UMI) Makassar Prof. drg Moh Dharma Utama mengatakan sekitar 56,3 persen masyarakat Sulsel memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman manis sehari-hari.

“Kondisi ini harus kita waspadai bersama, karena sisa makanan atau minuman manis yang tidak dibersihkan pada gigi menyebabkan bakteri berkembang lebih cepat dan dapat merusak gigi," kata Moh Dharma pada peringatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2023 di UMI Makassar, Rabu.

Dia mengatakan studi menunjukkan saat seseorang mengonsumsi 1-2 porsi minuman manis setiap hari, maka risiko gigi berlubang  meningkat hingga 31 persen.

"Kita tentu tidak bisa sepenuhnya menghindari gula karena fungsinya sebagai sumber energi dan pendorong fungsi kerja otak, tapi konsumsinya harus dibarengi perilaku menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, dan 6 bulan sekali memeriksakan gigi ke dokter gigi.

Baca juga: Ahli gizi: Jangan minum minuman manis untuk hilangkan dehidrasi

Baca juga: Penerapan cukai minuman berpemanis bakal turunkan kasus diabetes


Berkaitan dengan hal tersebut pada peringatan Hari Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2023 di Sulsel yang dipusatkan di UMI Makassar, PT Unilever Indonesia bersama 65 PDGI Cabang, AFDOKGI dan ARSGMPI mulai September hingga Februari 2024 di seluruh Indonesia, termasuk Fakultas Kedokteran Gigi dan Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Pendidikan (RSIGMP) UMI Makassar beri berbagai keistimewaan.

"Kami bersama mitra memberikan layanan pemeriksaan gigi gratis pada 8-10 November 2023 untuk masyarakat umum," katanya.

Sementara itu, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia drg Ratu Mirah Afifah mengatakan selama lebih dari 75 tahun, Unilever melalui Pepsodent terus melakukan edukasi serta perawatan gigi dan mulut pada masyarakat.

"Upaya tersebut menjadi krusial karena saat ini masyarakat Indonesia kian rentan mengalami gigi berlubang akibat konsumsi gula yang semakin tinggi. Bahkan di 2023, konsumsi gula per kapita diproyeksi meningkat hingga 9 persen dari 2019," ujarnya.*

Baca juga: Dokter gigi pastikan "scaling" bukanlah penyebab gigi goyang

Baca juga: Dokter gigi bagikan cara rawat mulut dan gigi yang benar 

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023