... kecepatan angin berkisar antara delapan hingga 30 kilometer per jam... "
Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan, pergerakan angin di Riau masih dari barat daya hingga barat laut dan memungkinkan menerbangkan asap ke Malaysia dan Singapura.

"Dua negara ini secara geografis memang terletak di sebelah barat Provinsi Riau sehingga kalau arah bergerak dari barat daya hingga barat laut, maka sangat berpotensi asap masih akan mengarah ke dua negara itu," kata analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Tri Puryanti, di Pekanbaru, Sabtu.

Sejak beberapa pekan terakhir, Pulau Sumatera khusus di daratan Provinsi Riau dilanda kebakaran lahan atau hutan yang mengakibatkan ruang udara tercemar kabut asap tebal.

Tidak hanya di sejumlah wilayah Sumatera, dampak kebakaran lahan di Riau juga memperburuk kondisi lingkungan di beberapa wilayah negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

"Saat ini, kecepatan angin berkisar antara delapan hingga 30 kilometer per jam, sementara menurut hasil pantauan NOAA (satelit pendeteksi cuaca dan panas bumi) di Riau masih terdapat belasan titik panas yang diindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan," katanya.

Analis lembaga pemantau cuaca itu mengatakan musim kemarau di sebagian besar Provinsi Riau akan berlangsung hingga akhir Juni 2013.

"Diprakirakan, potensi hujan baru cukup besar saat awal Juli 2013. Namun peluang hujan dalam beberapa hari ini masih tetap ada," katanya.

Akibat cuaca panas yang melanda wilayah itu, Puryanti memprakirakan tingkat kebakaran lahan masih relatif sangat tinggi terjadi dengan titik yang berpindah-pindah.

Saat ini, pemerintah telah berupaya untuk "memodifikasi" cuaca di Riau menjadi daerah yang memiliki potensi hujan besar meski pada musim kemarau.

Upaya hujan buatan tersebut mulai dilakukan sejak Sabtu (22/6) dengan menggunakan satu pesawat C-130 Hercules TNI AU, satu pesawat Cassa, serta tiga helikopter yang juga akan melakukan pengeboman di sekitar wilayah lahan yang terbakar dengan amunisi air. 

(KR-FZR/M029)

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013