Tadinya perundungan secara fisik atau berupa verbal terjadi secara langsung. Kemudian saat pandemi (perundungan) itu dilakukan melalui ranah daring
Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Ciput Eka Purwianti mengatakan kekerasan terhadap anak berupa perundungan, trennya tercatat terus naik.

"Trennya terus naik dari sebelum pandemi. Bahkan semasa pandemi pun, kekerasan terhadap anak tidak berkurang meskipun anak-anak belajar dari rumah," kata Ciput Eka Purwianti dalam acara daring bertajuk "Peran Kementerian PPPA dalam Menghentikan Perundungan Anak", di Jakarta, Kamis.

Baca juga: KemenPPPA sesalkan masih ada yang anggap perundungan sebagai canda

Hal itu karena perundungan dilakukan berpindah media dari perundungan secara langsung (sebelum pandemi) ke ranah daring (saat pandemi).

"Tadinya perundungan secara fisik atau berupa verbal terjadi secara langsung. Kemudian saat pandemi (perundungan) itu dilakukan melalui ranah daring," kata Ciput Eka Purwianti.

Sebelumnya, seorang siswa SD Negeri berinisial F (12) diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya di sekolah di Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat.

Akibat perundungan yang menimpanya pada Februari 2023, kaki F mengalami cedera dan infeksi.

Baca juga: Mensos: Perlindungan anak dari perundungan wajib dilakukan

Kondisi kaki F kemudian semakin memburuk dan harus dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa.

Sejumlah dokter dari rumah sakit yang berbeda mendiagnosis F mengalami kanker tulang dan harus dilakukan amputasi pada kaki kirinya.

Saat ini F masih dalam tahap pemulihan di RS Kanker Dharmais, Jakarta, setelah menjalani tindakan amputasi pada kaki kirinya.

Sementara kasus perundungan lainnya, N (10), seorang siswa kelas 3 SD swasta di Kota Sukabumi, Jawa Barat, diduga mengalami perundungan oleh teman sekelasnya.

Perundungan tersebut membuat korban terjatuh dan mengalami patah tulang pada lengan kanan.

Baca juga: Mensos beri bantuan kepada anak korban perundungan di Lampung

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023