Jakarta (ANTARA) - Tiga tokoh perdamaian Aceh, yakni Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Ketua Juru Runding Pemerintah RI Hamid Awaludin, dan Ketua Juru Runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Malik Mahmud melakukan tapak tilas ke tempat berlangsungnya perundingan damai Pemerintah Republik Indonesia dan GAM di Helsinki, Finlandia, Kamis (9/11).

Mereka bernostalgia mendatangi Koningsteidt, tempat dulu berunding dan bernegosiasi mencari titik temu perdamaian Aceh. Gedung pertemuan berupa rumah itu merupakan milik Pemerintah Finlandia yang letaknya sekitar 30 kilometer di luar Kota Helsinki, dibutuhkan waktu perjalanan darat sekitar satu jam ke lokasi itu.

"Saat putaran pertama perundingan dimulai, yaitu 28 Januari 2005, di Koningsteidt sedang turun salju dan udara sangat dingin, di mana suhu udara mencapai -7 derajat,” kata Malik Mahmud menceritakan suasana jalannya perundingan di tempat tersebut, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.

Para tokoh perdamaian Aceh tersebut melihat satu-persatu ruangan yang dulu digunakan untuk berunding selama tujuh putaran. Mulai dari putaran pertama tanggal 28 Januari, hingga puncak ditandatanganinya Nota Kesepahaman Perdamaian Aceh tanggal 15 Agustus 2005.

Baca juga: Wali Nanggroe Aceh bentuk tim khusus pengkajian MoU Helsinki dan UUPA

Baca juga: Museum Tsunami gelar pameran temporer kenang MoU dengan Helsinki


Selain tapak tilas ke ruangan perundingan, mereka juga kembali melihat-lihat ruang istirahat, tempat makan para anggota juru runding dari kedua belah pihak serta mediator dari pihak Crisis Management Initiative (CMI) yang ketika itu diketuai oleh mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari.

Hamid Awaludin menjelaskan bahwa ketika itu sempat terjadi saat-saat kritis jalannya perundingan hingga nyaris menghadapi jalan buntu. Namun, sambung Malik Mahmud, kepiawaian almarhum Martti Ahtisaari bisa meredam suasana menjadi cair kembali.

Sementara itu, Jusuf Kalla yang kala itu menjadi inisiator perdamaian Aceh menjelaskan bahwa ia selalu memantau proses yang terjadi dalam jalannya perundingan melalui Hamid Awaludin. Jusuf Kalla mengaku harus tidur lebih lambat karena perbedaan waktu antara Jakarta dan Helsinki.

Jusuf Kalla mengenang, ketika terjadi hal yang krusial dalam perundingan, ia selalu mengontak Hamid Awaludin dan Farid Husain, salah satu fasilitator perundingan damai Helsinki, serta mengontak Ahtisaari.

"Untuk memberikan arahan agar proses perundingan berjalan lancar dengan hasil yang cukup memuaskan," demikian kenang Kalla.

Diketahui, 15 Agustus 2005 atau 18 tahun yang lalu tercatat sejarah baru Indonesia dengan ditandatanganinya perjanjian damai antara Pemerintah RI dan GAM. Perjanjian yang dikenal dengan istilah Perjanjian Helsinki itu mengakhiri konflik yang berlangsung hampir 30 tahun di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (kini Aceh).

Setelah melakukan tapak tilah di Koningsteidt, Jusuf Kalla bersama Hamid Awaludin dan Malik Mahmud akan menghadiri prosesi pemakaman mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari pada Jumat siang waktu setempat.

Martti Ahtisaari merupakan mediator perundingan RI-GAM tahun 2005 serta penerima nobel perdamaian dunia tahun 2008. Ia wafat pada 16 Oktober 2023 dan prosesi pemakaman-nya dimulai dari misa di Gereja St. Nicholas atau yang lebih dikenal dengan Katedral Helsinki sampai dengan penghormatan terakhir di Kantor Pemerintahan Finlandia.

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023