Jenewa (ANTARA) - China akan menjadi pasar pariwisata terbesar di dunia, kata grup perhotelan terkemuka asal Prancis, Accor, kepada Xinhua pekan ini. Grup perhotelan itu berencana memperluas bisnisnya di China dan melakukan diversifikasi pertumbuhan bisnis lebih lanjut, sebut CEO Accor untuk wilayah China Raya dalam sebuah wawancara.

"China siap menjadi pasar pariwisata terbesar di dunia," ujar Gary Rosen melalui konferensi video. "Karena COVID, prediksi ini mungkin akan tertunda beberapa tahun. Namun, tetap saja China akan menjadi pasar pariwisata terbesar di dunia pada 2035."

Prediksi Rosen ini senada dengan prediksi yang disampaikan oleh Julia Simpson, Presiden sekaligus CEO Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (World Travel & Tourism Council/WTTC), kepada Xinhua pada September, yang berkata, "Kami memperkirakan, dalam tiga hingga lima tahun ke depan, China akan menjadi pasar perjalanan dan pariwisata terbesar ... Ini luar biasa."
 
   Seorang turis Tiongkok memotret pemandangan dari jendela Zentralbahn dari Lucerne ke Interlaken, Swiss, 14 Februari 2023. (Xinhua/Lian Yi)


Menurut Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation World Tourism Organization/UNWTO), pariwisata internasional terus pulih dari pandemi COVID-19, krisis terburuk dalam sejarah pariwisata dunia. Antara Januari hingga Juli 2023, jumlah kedatangan mencapai 84 persen dari level sebelum pandemi.  

Pembukaan kembali pasar dan destinasi China serta negara Asia lainnya diharapkan dapat terus meningkatkan perjalanan, baik di dalam wilayah Asia maupun ke belahan dunia lainnya, ungkap organisasi yang berbasis di Madrid, Spanyol, itu pada September lalu.

"Kami menyambut hal tersebut sebagai sebuah perusahaan serta memosisikan diri kami secara struktural agar dapat mengakomodasi dan membangun ke arah itu. Kami ingin memainkan peran yang rumit di dalam negeri karena ini juga mendorong pariwisata outbound, yang sangat penting," kata Rosen.

"Baik dalam hal pengembangan hotel maupun teknologi, kami telah benar-benar menciptakan sebuah level khusus untuk China."
 
   Seorang turis berjalan melewati gerbang Istana Kekaisaran Shenyang yang tertutup salju di Shenyang, Provinsi Liaoning, Tiongkok timur laut, 7 November 2023. Istana Kekaisaran Shenyang dibangun pada tahun 1625 dan digunakan sebagai istana kekaisaran pada awal Dinasti Qing (1616- 1911). (Xinhua/Yao Jianfeng)


"Saat ini, kami memiliki hampir 650 hotel di China dan kami akan terus berkembang. China benar-benar memberikan peluang di berbagai sektor pertumbuhan," tegas Rosen.

Accor berkantor pusat di Paris dan hadir di 110 negara. Accor memiliki portofolio lebih dari 45 merek hotel di semua segmen, mulai dari level mewah hingga ekonomis, serta menyediakan hiburan, restoran dan bar, ruang kerja bersama (coworking space), serta layanan bisnis.

Sejak peletakan batu pertama Novotel di Beijing pada 1984, grup perhotelan asal Prancis ini telah berkembang di China.

Accor mengoperasikan merek-merek seperti Raffles, Fairmont, Ibis, Sofitel, Pullman, dan Novotel. Per tahun lalu, Accor telah mendirikan lebih dari 500 hotel di China.
 
Orang-orang mengunjungi toko teh susu Tiongkok di Kairo, Mesir, 23 Juli 2023. (Xinhua/Wang Dongzhen)


"Secara keseluruhan, baik dari sisi anggaran maupun ekonomi, kami tumbuh dengan sangat baik di berbagai sektor. Perkembangan kesepakatan hotel baru masih terus berlanjut. Kami akan memecahkan rekor pada 2023," katanya.

Accor Group juga berencana mengembangkan divisi gaya hidup untuk mendorong pertumbuhan. "Merek-merek gaya hidup memiliki potensi untuk berkembang dengan sangat baik di China. Ennismore telah benar-benar memantapkan kehadirannya secara global dan saat ini juga hadir di China, terutama dengan pembukaan Hotel Mondrian pertama kami di Hong Kong bulan depan."

Ennismore merupakan merek kolektif global yang mencakup hotel, venue, restoran, dan bar.

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023