Gaza/Yerusalem (ANTARA) - Pejabat Palestina mengatakan dua bayi telah meninggal dan puluhan lainnya dalam bahaya setelah bahan bakar di rumah sakit terbesar di Gaza habis pada Sabtu (11/11), sementara Israel mengatakan siap mengevakuasi bayi dari fasilitas tersebut.

Ketika situasi kemanusiaan memburuk, otoritas perbatasan Gaza mengumumkan bahwa jalur darat Rafah ke Mesir akan dibuka kembali pada Ahad untuk pemegang paspor asing setelah ditutup pada Jumat (10/11).

Di tengah pertempuran yang terus berlanjut, Hamas mengatakan pihaknya telah menghancurkan seluruh atau sebagian lebih dari 160 sasaran militer Israel di Gaza, termasuk lebih dari 25 kendaraan dalam 48 jam terakhir.

Namun, juru bicara militer Israel mengatakan Hamas telah kehilangan kendali atas Gaza utara.

Militer Israel akan membantu mengevakuasi bayi yang terperangkap di RS Al Shifa di Gaza, kata kepala juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari.

Israel sebelumnya mengatakan bahwa para dokter, pasien, dan ribuan pengungsi yang mengungsi di rumah sakit di Gaza utara harus pergi sehingga mereka dapat menangani kelompok bersenjata Hamas yang dituding telah menempatkan pusat komando di bawah dan di sekitar mereka.

Hamas membantah menggunakan rumah sakit dengan cara seperti itu.

Staf medis mengatakan pasien di rumah sakit itu bisa meninggal jika mereka dipindahkan dan pejabat Palestina mengatakan tembakan Israel membahayakan orang lain untuk pergi.

“Ini benar-benar zona perang, suasana yang sangat menakutkan di rumah sakit ini. Sekarang terjadi pemboman terus menerus selama lebih dari 24 jam,” kata Ahmed al-Mokhallalati, ahli bedah plastik senior di rumah sakit Al Shifa, kepada kantor berita Reuters.

Sebagian besar staf rumah sakit dan orang-orang yang berlindung di rumah sakit telah pergi, katanya, tetapi 500 pasien masih di sana.

Militer Israel membantah telah membahayakan rumah sakit tersebut.

“Ada bentrokan antara pasukan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan teroris Hamas di sekitar rumah sakit. Tidak ada penembakan di rumah sakit dan tidak ada pengepungan,” kata Kolonel Moshe Tetro, kepala koordinasi dan penghubung di COGAT, badan di kementerian pertahanan Israel yang menangani urusan penduduk sipil di Gaza.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan penembakan Israel telah menewaskan seorang pasien dalam perawatan intensif.

Ashraf Al-Qidra, yang mewakili kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, mengatakan penembak jitu tentara Israel di atap gedung dekat rumah sakit menembaki kompleks medis dari waktu ke waktu, sehingga membatasi kemampuan orang untuk bergerak.

“Kami terkepung di dalam Kompleks Medis Al Shifa, dan pendudukan (Israel) telah menargetkan sebagian besar bangunan di dalamnya,” katanya kepada Reuters melalui sambungan telepon.

Rumah sakit menghentikan operasinya setelah bahan bakar habis, kata Qidra, seraya menambahkan bahwa dua bayi meninggal di dalam inkubator, di mana total ada 45 bayi.

Sumber: Reuters
Baca juga: Situasi terkini Gaza, Israel serang rumah sakit termasuk RS anak
Baca juga: Delapan RS di Jalur Gaza digempur dalam tiga hari terakhir
Baca juga: Pasien penyakit kronis dari Gaza tak lagi dapat perawatan memadai

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023