peserta di seleksi tingkat kota/kabupaten, sesudah itu dikompetisikan tingkat daerah
Jakarta (ANTARA) - Kontingen dari 15 pemerintah daerah mengikuti ajang Parade Tari Nusantara Ke-39 di Gedung Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Cipayung, Jakarta Timur, Minggu.

Direktur Utama TMII Claudia Ingkiriwang mengatakan peserta yang mewakili masing-masing provinsi merupakan putra-putri terbaik yang sudah melalui tahapan seleksi di wilayahnya.

"Jadi, peserta di seleksi tingkat kota/kabupaten, sesudah itu dikompetisikan tingkat daerah. Lalu jika menang peringkat satu daerah akan mewakili untuk ke Jakarta," kata Claudia di sela-sela kegiatan itu.

Ke-15 kontingen itu berasal dari Provinsi Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sulawesi Barat, Lampung, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, Riau, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan.

Dia mengaku bersyukur kegiatan rutin per tahun itu dalam kembali digelar mengingat pada 2020-2022 sempat terhenti karena pandemi COVID-19.

Terakhir digelar pada 2019 lalu, di mana juara umum Parade Tari Nusantara Ke-38 diraih oleh Provinsi DKI Jakarta.

“Acara ini sebenarnya rutin per satu tahun sekali. Tapi waktu masa Pandemi sempat terhenti, dan sekarang digelar kembali dengan disaksikan penonton di gedung yang memang panggungnya cukup megah," ujarnya.

Penyelenggaraan Parade Tari Nusantara kali ini berbeda dengan sebelumnya karena menampilkan kreasi baru, tetapi tetap berpijak pada seni dan budaya masing-masing daerah.

Sehingga, lanjut dia, setiap tarian hasil kreasi baru yang ditampilkan tetap menjadi cerminan dan keberagaman etnis, adat istiadat dan sejarah dalam budaya masyarakat Indonesia.

"Mereka mengkreasikan tariannya, namun tetap ada unsur tradisi yang ditata ulang. Dilakukan koreografi ulang dengan cerita yang sangat menarik, musik, kostum, bagus sekali," papar Claudia.

Dalam Parade Tari Nusantara Ke-39 itu, TMII menggandeng lima dewan juri untuk melakukan penilaian kepada para peserta, yakni Wa Ode Siti Marwiyah Sipala, Ida Bagus K Sudiasa, Wiwiek Widyastuti, Puput Hastagina, dan Anursiwan.

Para dewan juri akan menentukan peserta yang akan mendapat juara umum, penata tari terbaik, penata rias/busana terbaik dan penata musik terbaik. Mereka yang juara umum akan meraih piala bergilir dan uang pembinaan.

Menurut dia, kegiatan yang digelar secara gratis itu dalam rangka mempromosikan, merayakan, dan melestarikan kekayaan warisan budaya tari Indonesia.

Wanita berkacamata itu mengungkapkan dengan mengangkat tema "Nusantara", agenda yang diselenggarakan kembali tahun ini akan mempersembahkan keindahan dan keunikan tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain berfungsi sebagai media evaluasi dalam hal kreativitas penggarapan atau karya seni tari, kegiatan ini diharap dapat mempromosikan tari daerah ke seluruh masyarakat.

Sehingga dapat memacu para pelaku seni tari dapat mengembangkan serta memperkaya perbendaharaan khasanah seni tari daerahnya.

"Kita ingin sebanyak mungkin orang mempelajari dan memahami budaya Indonesia. Syukur-syukur kalau sudah tertarik namun dapat ikut terlibat dalam pelestarian budaya," kata Claudia.
Direktur Utama Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Claudia Ingkiriwang saat memberikan keterangan pers di sela-sela Parade Tari Nusantara Ke-39 di Gedung Sasono Langen Budoyo TMII, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (12/11/2023). Sebanyak 15 kontingen dari 15 provinsi di Indonesia mengikuti kegiatan itu. ANTARA/Syaiful Hakim


Kegiatan itu dibuka dengan penampilan dari kontingen Provinsi Kalimantan Timur yang menyuguhkan Tari Leang Belhok kreasi penata tari Agus Setiaji, penata musik M Andre Rizky dan penata rias Asmiati.

Tari Leang Belhok merupakan tari kreasi pedalaman Kalimantan Timur yang menceritakan bagaimana Mataram dan bulan tercipta karena kerinduan dan penyesalan.

"Kita tadi membawa tarian dari Kalimantan Timur, khususnya masyarakat adat Dayak Wahea. Ini adalah masyarakat yang jarang sekali terekspos karena berada di pedalaman," kata penata tari kontingen Kalimantan Timur, Agus Setiaji.

Menurut dia, proses penggarapan tarian itu berlangsung sejak enam bulan lalu namun secara khusus butuh persiapan dua pekan untuk mengikuti Parade Tari Nusantara di TMII.

Dalam kurun waktu yang cukup singkat itu, pihaknya mencurahkan segala pikiran, energi dan waktu untuk mempersiapkan tata koreografi, musik, kostum dan lainnya agar tampil dengan baik.

"Saya harap, kegiatan ini para seniman tari semakin bersemangat untuk menciptakan karya-karya baru dan dapat ditampilkan dalam kegiatan seperti ini," kata Agus.
Baca juga: Lestarikan budaya, TMII gelar Parade Tari Nusantara Ke-39
Baca juga: TMII selenggarakan pameran seni rupa karya seniman muda
Baca juga: Nadiem: Museum Batik Indonesia wujud terobosan merdeka berbudaya

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023