Museum ini adalah wujud hadirnya berbagai terobosan merdeka berbudayaJakarta (ANTARA) -
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyatakan bahwa Museum Batik Indonesia yang diresmikan hari ini di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, adalah wujud terobosan merdeka berbudaya.
"Museum ini adalah wujud hadirnya berbagai terobosan merdeka berbudaya, kami di Kemendikburistek memastikan agar batik dan seluruh warisan leluhur tidak hanya dirawat tetapi harus juga dikembangkan agar terus relevan dengan perkembangan zaman," ujar Nadiem di TMII, Jakarta, Senin.
Baca juga: Nadiem Makarim: Batik adalah simbol terkuat kebhinnekaan
Baca juga: Nadiem Makarim: Batik adalah simbol terkuat kebhinnekaan
Pada perayaan Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini, Nadiem menegaskan bahwa museum ini mampu menjadi solusi atas berbagai tantangan, karena terobosan merdeka berbudaya juga membuka peluang yang luas bagi seluruh masyarakat.
"Terobosan merdeka berbudaya juga membuka peluang seluas-luasnya bagi seniman, para pelaku budaya, organisasi, dan lembaga kebudayaan serta seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi aktif mengembangkan kekayaan budaya kita," katanya.
Menurutnya Museum Batik Indonesia memegang peran yang sangat penting untuk menopang ekosistem dunia batik yang lebih berkelanjutan.
"Kegiatan hari ini tentunya akan semakin memperkuat upaya tim Museum Batik I dan yayasan batik Indonesia dalam menjadikan museum ini sebagai sarana penyebaran pengetahuan di Nusantara dan membukakan akses pada masyarakat luas dengan mengenal batik secara lebih mendalam.
Untuk itu, Nadiem menegaskan bahwa setiap masyarakat di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memastikan keberlanjutan tradisi batik dan semua warisan leluhur bangsa.
Untuk itu, Nadiem menegaskan bahwa setiap masyarakat di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memastikan keberlanjutan tradisi batik dan semua warisan leluhur bangsa.
"Saya sangat sedih dan prihatin mendengar generasi muda tidak ingin meneruskan tradisi batik ini di berbagai macam daerah, bahkan ada batik dari beberapa daerah yang saat ini hanya dibuat di Jakarta dan ini merupakan satu hal yang harus kita ubah bersama," ucapnya.
Baca juga: Jokowi ajak masyarakat Indonesia bangga terhadap batik
Baca juga: Jokowi ajak masyarakat Indonesia bangga terhadap batik
Untuk itu, ia berpesan agar generasi muda dapat mengembalikan tradisi batik sebagai ikon busana dan melakukan berbagai macam kerajinan membatik di daerahnya masing-masing.
"Hari ini berkumpul 125 pembatik, dan bersama-sama membatik beragam motif mewakili 33 daerah di Indonesia adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan terwujudnya pewarisan pengetahuan tentang batik," tuturnya.
Sebagai bentuk komitmen untuk merawat dan menarasikan batik kepada generasi muda, Kemendikbudristek melakukan transformasi dan mengakselerasi kualitas Museum Batik Indonesia serta seluruh museum dan cagar budaya di bawah naungan Kemendikbudristek.
"Kami menetapkan Badan Layanan Umum (BLU) museum dan cagar budaya, satu super organisasi dimana museum dan cagar budaya ada di bawahnya, agar profesional dan lebih berkembang," kata dia.
"Kami ingin mendorong peningkatan mutu program agar cagar budaya dapat menjadi ruang yang ramah dan menyenangkan bagi seluruh masyarakat Indonesia," imbuhnya.
Melalui peresmian Museum Batik Indonesia yang didukung penuh oleh Ibu Negara, Iriana Joko Widodo ini, ia berharap akan semakin banyak generasi muda yang mempelajari batik.
"Melalui Museum Batik Indonesia ini, bisa kita pelajari betapa kayanya kebudayaan batik kita, dan sejarahnya sangat menarik. Semoga semakin banyak generasi muda yang semakin tertarik mempelajari dan mendalami kemampuan membatik, serta menarasikannya untuk generasi selanjutnya," demikian Nadiem Makarim.
Baca juga: Museum Batik Indonesia mulai dibangun di TMII
Baca juga: Wamenparekraf: Istana Berbatik bukti pemerintah berpihak pada perajin
Baca juga: Museum Batik Indonesia mulai dibangun di TMII
Baca juga: Wamenparekraf: Istana Berbatik bukti pemerintah berpihak pada perajin
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023