Johannesburg (ANTARA) - Ribuan warga Afrika Selatan pada Sabtu (11/11) turun ke jalan di Cape Town untuk memprotes serangan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 11.000 orang.

Aksi protes yang diadakan sejumlah kelompok masyarakat sipil tersebut menarik pengunjuk rasa dari berbagai agama, seperti Islam, Kristen dan Yahudi.

Massa yang membawa bendera dan spanduk Palestina bertuliskan pesan solidaritas terhadap warga Palestina, menuntut segera gencatan senjata di Jalur Gaza.
Baca juga: Afrika Selatan putuskan tarik semua diplomatnya dari Israel

Sekretaris Jenderal partai berkuasa Kongres Nasional Afrika, Fikile Mbalula dan cucu Nelson Mandela yang juga anggota parlemen ANC, Mandla Mandela, meminta pemerintah agar memutus hubungan diplomatik dengan Israel.

Massa juga mendesak pemerintah agar menutup kedutaan besar Israel di Pretoria.

Pekan lalu, Afrika Selatan menarik seluruh staf diplomatiknya dari Tel Aviv untuk berkonsultasi terkait agresi Israel di Gaza.
Baca juga: Afrika Selatan minta PBB kerahkan pasukan perlindungan ke Gaza

Pekan ini, Kementerian Luar Negeri juga memanggil Duta Besar Israel Eliav Belotsercovsky sehubungan dengan dugaan sikapnya baru-baru ini terkait perang.

Belotsercovsky dituding melontarkan pernyataan yang meremehkan pihak-pihak yang menentang serangan terhadap warga Palestina.

“Duta besar Belotsercovsky diminta untuk bersikap sesuai dengan Konvensi Wina, yang memberikan hak dan tanggung jawab tertentu kepada kepala misi diplomatik, yang di antaranya adalah mengakui keputusan kedaulatan negara tuan rumah,” demikian pernyataan Kemlu pada Jumat.

Sejauh ini warga negara Afrika Selatan telah menggelar puluhan protes sejak konflik bersenjata Israel-Palestina meletus pada 7 Oktober.

Baca juga: PBB tegaskan "tidak ada tempat aman di Gaza" sekalipun rumah sakit
Baca juga: Bayi-bayi di RS Al-Quds Gaza alami dehidrasi


Sumber: Anadolu

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023