Jakarta (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, musibah beruntun yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukan merupakan siksaan atau hukuman, apalagi laknat atas bangsa Indonesia. "Tetapi semua ini hanya ujian dan cobaan yang harus kita sikapi dengan tabah dan sabar," kata Wakil Ketua Umum MUI, Din Syamsuddin di kantor Wapres, Jakarta, Selasa. Din antara lain didampingi Ketua Umum MUI Kyai Haji Sahal Mahfudz, Sekertaris Umum Ichwan Sam, Ketua MUI Amidhan dan Nazriadlani menemui Wapres Jusuf Kalla untuk melaporkan rencana pelaksanaan rakernas MUI pada 23-25 Juli 2006 di Jakarta. Din Syamsuddin meminta masyarakat untuk mawas diri dan melakukan introspeksi terhadap hal-hal yang pernah dilakukan dalam menghadapi bencana tsunami yang terjadi kemarin sore di Pangandaran, Jawa Barat. MUI minta pemerintah segera mengambil langkah-langkah tanggap darurat yang disusul dengan rehabilitasi dan rekonstruksi tempat-tempat yang rusak. Sejak terjadinya gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera Utara pada Desember 2004 sejumlah tempat di tanah air juga terus dilanda musibah seperti gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah, banjir di Gorontalo, Sinjai, Ambon dan beberapa tempat di Kalimantan dan terakhir, gempa di Pangandaran Jawa Barat. Dalam pertemuan dengan pimpinan MUI, Wakil Presiden Jusuf Kalla sangat mengharapkan agar para ulama memberikan kekuatan doa kepada masyarakat dan bangsa Indonesia sehubungan dengan musibah beruntun yang terjadi. "Kekuatan doa inilah yang sekarang sangat diharapkan disamping upaya-upaya teknologi," kata Ichwan Sam.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006