Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam DR Dr Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD-KEMD, FINASIM menyarankan orang-orang untuk mengenali secara dini gejala diabetes sehingga tidak perlu menunggu skrining seperti pemeriksaan HbA1c untuk mengetahui kondisinya terkena diabetes atau tidak.

"Kita harus mengenali secara dini diabetes supaya kita tahu sejak dini, tidak menunggu skrining. Harus tahu tanda-tanda. Ada dua yakni gejala akut yang terjadi mendadak dan gejala kronis," kata dia dalam acara kesehatan yang digelar daring, Senin.

Gejala akut meliputi tiga yakni banyak makan, banyak minum dan banyak kencing. Mereka yang mengalami gejala banyak makan kemudian membiarkannya, sambung Soebagijo, maka bisa menjadi turun nafsu makannya sehingga berat badan turun.

"Kalau tidak mendapatkan pengobatan bisa berlanjut gawat," kata Soebagijo yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu.

Baca juga: Gatal di kulit tanpa sebab jelas bisa jadi gejala diabetes

Sementara itu, gejala kronis diabetes meliputi kesemutan, rasa panas, kram, mudah capek, mengantuk dan pandangan mata kabur sehingga sering berganti kacamata karena ukuran lensa mata berubah-ubah akibat berubah-ubahnya kadar gula.

Gejala kronis lainnya antara lain gatal-gatal, gigi goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun dan ibu hamil yang sering keguguran.

"Ibu hamil yang sering keguguran selain merupakan komplikasi atau gejala kronis, juga bisa mendeteksi orang itu punya risiko untuk diabetes," ujar Soebagijo.

Dia menuturkan, akibat kadar gula yang tinggi, juga kerja insulin yang tidak baik atau disebut sebagai resistensi insulin menyebabkan perubahan-perubahan metabolisme bagi bayi maupun ibu. Kadar gula tinggi juga mengubah pembuluh-pembuluh darah yang sangat diperlukan sehingga bayi rentan terhadap keguguran.

Kemudian, terkait skrining diabetes, Kementerian Kesehatan menjamin pembiayaannya gratis bersama 13 jenis penyakit, antara lain hipertensi, stroke, jantung, kanker serviks, kanker payudara, TBC, anemia, kanker paru, kanker usus, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), thalassemia, hipotiroid kongenital, dan hepatitis.

Di sisi lain, bagi mereka yang sudah terlanjur terkena diabetes, maka disarankan mengenali komplikasi secara dini. Komplikasi akut diabetes yang paling sering adalah hipoglikemi atau kondisi gula darah drop.

"Sementara komplikasi kronis lain yang kita takuti itu kebutaan, stroke, serangan jantung, gagal ginjal, kaki diamputasi," demikian kata Soebagijo.

Baca juga: Kenali gejala diabetes melitus pada anak dan penanganannya

Baca juga: PERKI minta dokter rujuk pasien berisiko gagal jantung ke kardiolog

Baca juga: IDAI Kepri temukan lebih dari 10 anak menderita diabetes

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023