Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa Indonesia bersedia menjadi mediator bagi perdamaian Israel dan Palestina jika kedua belah pihak memiliki niat untuk berdamai. Wapres secara konkrit mengusulkan bahwa pemerintah Indonesia bersedia menjadi mediator jika perdamaian itu dikehendaki oleh kedua pihak," kata Wakil Ketua Umum MUI, Din syamsuddin di kantor Wapres Jakarta usai bersama sejumlah pimpinan MUI lainnya diterima Wapres, Jusuf Kalla. Menurut Din, Indonesia punya pengalaman menyelesaiakan konflik-konflik lokal maupun yang agak sedikit berdimensi internasional seperti konflik Poso, Ambon maupun RI-GAM di Helsinki. "Kali ini akan kita terapkan kemampuan kita untuk mendamaikan Israel dan Palestina," kata Din. MUI mendukung sikap pemerintah Indonesia yang terus memberikan dukungan bagi perjuangan rakyat Palestina untuk menegakkan kedualatan dan kemerdekaannya. Hal itu, katanya, sesuai dengan pembukaan UUD 1945 untuk mengenyahkan segala bentuk penjajahan di muka bumi dalam rangka mewujudkan perdamaian abadi. Meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, lanjut Din, Indonesia bisa berperan untuk mendorong perdamaian Israel-Palestina dengan memainkan perannya melalui Organisasi Konfrensi Islam (OKI) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). MUI mengecam keras serangan Israel ke Palestina dan Libanon yang belakangan ini gencar dilakukan. MUI menilai hal itu sebagai pelanggaran HAM yang berat, pelanggaran terhadap konvensi internasional dan bentuk terorisme negara atas negara. Untuk itu, kata Din, mendesak Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan atas Israel serta meminta negara-negara Islam, khususnya negara-negara Arab bersatu mendukung Palestina. "Kita juga meminta negara yang punya pengaruh besar atas Israel seperti Amerika Serikat agar tidak menerapkan standar ganda tetapi menegakkan keadilan," katanya. Dalam kesempatan tersebut, Din menyatakan MUI sangat menghargai langkah dan prakarsa pemerintah RI yang mengumpulkan duta besar-duta besar negara Islam khususnya negara-negara Arab karena memang dituntut adanya persatuan, persamaan visi dan pandangan dari negara-negara tersebut atas masalah Israel-Palestina.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006