Bengkulu (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu menyebutkan merchant atau pedagang pengguna layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam menyediakan sistem pembayaran non-tunai kepada konsumen di Bengkulu tumbuh 151 persen, melebihi target pertumbuhan 2023.
 
"Hingga Oktober 2023 sudah ada 147.095 merchant QRIS di Bengkulu. Alhamdulillah UMKM yang menggunakan QRIS pencapaiannya cukup baik untuk di Bengkulu, di tengah beberapa tantangan, khususnya penyediaan infrastruktur jaringan internetnya," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana di Bengkulu, Senin.
 
Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu awalnya menargetkan di 2023 sebanyak 98.000 pedagang di Bengkulu telah memakai QRIS dalam menyediakan sistem pembayaran non-tunai kepada konsumen, namun ternyata hingga Oktober 2023 bahkan tercatat 147.095 lebih merchant QRIS.
 
Menurut Darjana untuk masyarakat pengguna QRIS dalam bertransaksi sampai Oktober 2023 tercatat sebesar 196.255 pengguna baru, atau sekitar 10 persen dari total penduduk Provinsi Bengkulu.
 
Pertumbuhan pengguna QRIS di Bengkulu juga  cukup signifikan bahkan jika dibandingkan dengan satu bulan belakang.
​​​​
Pada September 2023 terdapat 170.767 pengguna di Provinsi Bengkulu, dan Oktober 2023 angkanya naik menjadi 196.255 pengguna. Atau, perkembangannya dalam satu bulan sekitar 25.000 pengguna baru QRIS.
 
Dengan melihat jumlah total penduduk Provinsi Bengkulu, angka pertumbuhan tersebut dinilai cukup baik. Data Badan Pusat Statistik, Penduduk Provinsi Bengkulu hanya berjumlah 2.086.883 jiwa pada 2023 ini.
 
Jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat yang memiliki penduduk sekitar 50 juta jiwa, maka, penduduk Provinsi Bengkulu hanya berjumlah 4 persen dari total penduduk Jawa Barat saat ini.

Baca juga: BI Bengkulu terus kembangkan UMKM berbasis pesantren

Baca juga: BI: Bengkulu perlu hilirisasi produk gabah tingkatkan perekonomian

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023