Kupang (ANTARA News) - Sedikitnya 124 rumah di Desa Lasaen di Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, hanyut terbawa banjir serta 284 unit rumah lainnya tertimbun lumpur setinggi 2 meter.

"Luapan Sungai Benanain telah menghancurkan segala-galanya di desa kami. Ini sebuah peristiwa buruk yang baru kami alami menyusul banjir bandang di paruh musim kemarau saat ini," kata Kepala Desa Lasaen Bernadus Nahak Seran ketika menghubungi ANTARA dari Betun, ibukota Kabupaten Malaka, Rabu.

Menurut dia, tiap musim hujan tiba, wilayah Desa Lasaen yang berada di tepian Sungai Benanain itu memang menjadi langganan banjir. Namun, banjir tahun ini dirasakan lebih dahsyat dan "kejam" dengan menghanyutkan 124 unit rumah dan meninggalkan lumpur yang menggenangi 284 unit rumah.

"Hampir sebagian besar dari 469 kepala keluarga (KK) di desa tersebut telah kehilangan tempat tinggal akibat banjir bandang tersebut. Peristiwa banjir kali ini, kami rasakan seperti sebuah kiamat kecil," kata Nahak Seran dengan suara lirih.

Ia mengharapkan pemerintah segera mengambil tindakan dengan membangun tanggul pengaman banjir yang saat ini sudah jebol disapu banjir sehingga semua desa di Kecamatan Malaka Barat harus menerima imbasnya.

Menurut dia, banjir yang muncul di paruh musim kemarau tahun ini jauh lebih dahsyat ketimbang banjir yang muncul setiap tahun ketika datangnya musim hujan.

Nahak Seran mengatakan bahwa sebanyak 1.953 warga Desa Lasaen saat ini menyebar terpencar di daerah ketinggian untuk menyelamatkan diri dengan kondisi apa adanya karena semua harta milik mereka sudah terendam banjir dan lumpur.

Ketika ditanya soal pembagian bantuan kemanusiaan dari pemerintah dan lembaga sosial lainnya kepada para korban banjir, dia mengatakan bahwa sistem pembagiannya harus ditata kembali dengan mengacu pada data yang akurat karena masih banyak korban yang tidak kebagian bahan makanan.

"Memang ada kepedulian dari pemerintah dan lembaga-lembaga sosial terhadap korban banjir. Namun, pendistribusiannya tidak kena sasaran. Korban yang bisa dijangkau mendapat bantuan, sedangkan mereka yang sulit dijangkau terkesan dibiarkan," ujar Robertus Watu, penduduk setempat.

Ia mengharapkan aparat kecamatan lebih giat lagi dalam membantu korban, terutama keseriusannya dalam menyalurkan bantuan bersama para penderma.

"Sekarang para prajurit dari Yonif 744/SYB sudah dilibatkan dalam mendistribusikan bantuan. Kami harapkan keterlibatan para prajurit ini dapat mengatasi persoalan yang dihadapi para korban banjir saat ini," kata Robertus Watu.

Pewarta: Laurensius Molan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013