Hari ini, kita merayakan pencapaian kemitraan strategis Australia dan Indonesia di sektor riset dan inovasi dengan peluncuran program Koneksi.
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia Penny Williams mengharapkan Program Kemitraan Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia Indonesia (Koneksi) menghasilkan riset multi disiplin untuk mendorong ekonomi berbasis pengetahuan.

“Hari ini, kita merayakan pencapaian kemitraan strategis Australia dan Indonesia di sektor riset dan inovasi dengan peluncuran program Koneksi," kata dia dalam acara peluncuran Program Koneksi dan Dialog Peran Riset Kolaboratif sebagai Sarana Kemitraan Australia-Indonesia yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin.

Menurut dia, melalui Koneksi, kerja sama antara Australia dan Indonesia menuju ke arah yang lebih transformatif karena kerja sama ini berkontribusi pada solusi inovatif untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif.

Baca juga: Nadiem sebut Program Koneksi perkuat ekosistem riset RI dan Australia

Program Koneksi merupakan hibah Pemerintah Australia dengan nilai komitmen mencapai 50 juta dolar Australia yang akan dilaksanakan selama lima tahun, yakni 2023-2027.

Pelaksanaan program Koneksi yang akan berlangsung selama lima tahun ke depan melibatkan tiga pemangku utama dari pihak pemerintah Indonesia, yakni Kementerian PPN/Bappenas, Kemendikbud (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi), dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Ketiga kementerian lembaga ini bersama dengan pemerintah Australia bertanggung jawab untuk memberi arahan strategis berkenaan dengan kebijakan dan implementasi program tersebut.

Sejak Desember 2022, kerja sama antara ketiga pengampu utama dan pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia sudah terjalin. Saat itu, dilakukan penandatanganan dokumen naskah kerja sama hibah (subsidiary arrangement) dalam rangka Koneksi. Tim teknis telah mengadakan seleksi kemitraan penelitian kolaboratif yang melibatkan banyak lembaga, setidaknya 172 universitas dan lembaga penelitian di Indonesia dan Australia.

Selama kurang dari satu tahun, Koneksi disebut telah menunjukkan berbagai pencapaian, yaitu 38 kemitraan penelitian penerima hibah dari 610 proposal awal bertemakan lingkungan dan perubahan iklim yang melibatkan lebih dari 100 institusi. Institusi ini termasuk di antaranya dari perguruan tinggi, pemerintah daerah, think tanks, dan organisasi penelitian, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, dan pemangku kepentingan lokal.

Dalam waktu dekat, lanjutnya, Koneksi akan meluncurkan penelitian kolaboratif kedua yang bertemakan transformasi digital di bidang kesehatan, ketahanan pangan, dan energi. Topik ini dinilai sangat penting untuk menuju pemulihan ekonomi di kedua negara pascapandemi.

“Dengan kemitraan yang kuat antara kedua negara, kita bisa mengatasi tantangan global saat ini, menciptakan peluang baru serta memperkuat solusi pembangunan berbasis bukti,” ujar Penny.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga menyampaikan hubungan panjang antara  Indonesia dan Australia sebagai mitra pembangunan strategis  mulai dari kerja sama di sektor pendidikan hingga riset dan inovasi

Beberapa kemitraan pembangunan Australia di bidang pendidikan telah menghasilkan berbagai pencapaian di Indonesia dan kontribusi terhadap sektor kunci, seperti kesehatan, pertanian, perubahan iklim, serta lingkungan hidup.

Baca juga: Bappenas: Program Koneksi RI-Australia perkuat pilar transformasi

Sepanjang periode 2019-2022, ada lebih dari 4 ribu publikasi bersama antara kemitraan Australia dengan Indonesia.

Melalui Australia Awards Scholarship, Australia dikatakan sudah memberikan lebih dari 15 ribu beasiswa S2 dan S3 kepada warga Indonesia. Kebanyakan dari mereka saat ini menduduki posisi penting di pemerintah, bisnis, akademisi, serta sektor swasta.

Saat ini, terdapat pula lebih dari 200 ribu mahasiswa Indonesia yang bersekolah di institusi pendidikan Australia. “Melalui program Inovasi (Kemitraan Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia), juga Australia mendukung program kurikulum merdeka yang secara nyata mempercepat peningkatan hasil belajar siswa di bidang literasi dan numerasi, dan universitas-universitas di Australia juga sedang memperluas jaringannya di Indonesia,” ujarnya.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023