Riset untuk kebijakan itu mengandaikan tersedia pilihan-pilihan kebijakan yang betul-betul harus bagus dan berkualitas
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami mengatakan bahwa kolaborasi di antara para peneliti, baik dari pemerintah, perguruan tinggi, maupun lembaga independen, dapat memperkuat penyusunan dokumen perencanaan pembangunan nasional.

"Riset untuk kebijakan itu mengandaikan tersedia pilihan-pilihan kebijakan yang betul-betul harus bagus dan berkualitas. Untuk mengujinya, tidak bisa oleh temuan kami sendiri (pemerintah). Misalnya, kami bertanya pada tim peneliti SMERU, betulkah begitu. Dan kalau terverifikasi, itu berarti kita mendapatkan penguatan," kata Amich dalam gelar wicara peluncuran program Koneksi yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Amich menegaskan bahwa dokumen perencanaan, seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), harus disusun dengan kredibilitas tinggi. Oleh sebab itu, riset akademis memiliki peranan penting untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap perencanaan pembangunan.

Dia juga mengatakan, peninjauan dan pengujian terhadap riset untuk perencanaan kebijakan tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Dengan adanya timbal balik yang diberikan lembaga penelitian independen dan perguruan tinggi, maka hal tersebut dapat memperkaya perspektif.

"Demikian itulah yang terjadi serta sangat bermanfaat dan bermakna kalau ada kerja-kerja kolaborasi. Penguatan kelembagaan serta juga saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dan yang terpenting juga berbagi data dan informasi, saling mengoreksi," kata Amich.

Pada kesempatan yang sama, Amich turut mengapresiasi program Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia Indonesia (Koneksi) yang merupakan buah kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia. Program yang menekankan pendekatan keilmuan multi-disiplin tersebut, menurut Amich, memiliki relevansi dalam konteks penyusunan kebijakan nasional yang menjadi tugas Bappenas.

"Menjadi sangat penting 'Koneksi' ini karena pendekatannya lintas agensi dalam dan luar negeri. Dan pendekatan pengembangan keilmuannya itu lintas dan multi disiplin. Jadi sangat relevan dengan konteks pekerjaan Bappenas karena Bappenas betul-betul multi dan lintas disiplin," kata dia.

Koneksi merupakan program hibah pemerintah Australia dengan nilai komitmen mencapai 50 juta dolar Australia. Program tersebut akan dilaksanakan selama lima tahun atau mulai dari tahun 2023 hingga 2027.

Tema penelitian yang menjadi fokus program Koneksi termasuk lingkungan hidup dan perubahan iklim. Dari 610 proposal awal, telah terpilih 38 kemitraan penerima hibah penelitian dengan tema tersebut. Selain itu, tema transformasi digital di bidang kesehatan, ketahanan pangan, dan energi juga akan diluncurkan Koneksi dalam waktu dekat.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023