Jakarta (ANTARA) - Pada tahun 1945, para pendiri bangsa merumuskan tujuan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD).

Salah satu tujuan kemerdekaan yang tertuang dalam UUD 1945  adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang hal tersebut mengindikasikan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan berbangsa serta sebagai sarana terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Dalam analisisnya terhadap Global Competitiveness Index milik World Economic Forum, Sener dan Saridogan pada 2011 menyimpulkan bahwa negara-negara dengan kebijakan ekonomi berbasis sains, teknologi, dan inovasi, memiliki superioritas dibandingkan negara lain.

Negara-negara tersebut memiliki daya saing global dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi serta berkelanjutan dibandingkan negara lain. Ini juga berdampak pada tingginya kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, penting kiranya untuk mencermati komitmen calon presiden dan wakil presiden yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), terhadap percepatan penguasaan sains dan teknologi.

KPU telah menetapkan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md., serta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mengikuti pemilihan umum (pemilu) pada 2024.

Dilihat dari dokumen visi-misi, ketiganya memiliki perhatian khusus pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anies-Muhaimin

Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) diusung oleh Koalisi Perubahan yang didukung oleh Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Ummat.

Pasangan calon dengan visi “Indonesia adil makmur untuk semua” ini memfokuskan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan perekonomian, apabila mereka terpilih sebagai presiden dan wapres.

Mereka mengatakan akan menata ulang kelembagaan riset dan inovasi agar lebih produktif dan kompetitif. Ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan dikembangkan untuk mengerek pertumbuhan industri manufaktur.

Untuk itu, AMIN mengatakan akan membangun pusat desain industri di bawah Kementerian Perindustrian. Nantinya pusat desain ini akan melayani langsung kebutuhan riset, desain, dan rekayasa produk manufaktur, dengan berfokus pada produk-produk yang dibutuhkan masyarakat dan produk yang meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Untuk menjadikan riset sebagai dasar perekonomian, pasangan calon ini bakal meningkatkan belanja riset dan pengembangan (research and development/R & D) dari 0,24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2021 menjadi 0,4 sampai 0,6 persen dari PDB di 2029.

Hal itu bakal dilakukan dengan mendorong kontribusi sektor swasta ke riset dan pengembangan serta memberikan insentif bagi seluruh pemangku kepentingan. AMIN juga akan mendukung komersialisasi hasil inovasi dengan menyederhanakan dan memfasilitasi proses paten untuk memperkuat hak cipta.

Dukungan untuk kewirausahaan berbasis teknologi di kampus-kampus juga akan disediakan, mulai dari dukungan regulasi, kepakaran, jaringan teknologi informasi, pasar, dan pendanaan.

AMIN akan mengoptimalkan pula peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mengimplementasikan hasil riset di Indonesia. Pasangan calon ini akan mendirikan laboratorium riset kelas dunia melalui kerja sama dengan perusahaan dan universitas multinasional, untuk mengembangkan inovasi yang kompetitif, khususnya di bidang biomedika, farmasi, kelautan, pertahanan, energi, dan pangan.

Oleh pasangan calon ini, teknologi akan digunakan di berbagai sektor, seperti produksi pangan, penghematan energi, peningkatan kualitas hasil laut, pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mitigasi krisis iklim, perbaikan jaminan kesehatan nasional, dan peningkatan kualitas serta kesejahteraan guru dan tenaga pendidikan.

Ganjar-Mahfud

Ganjar Pranowo dan Mahfud Md. diusung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (PPP), dan Partai Hanura.

Agaknya, sebagaimana AMIN, Ganjar-Mahfud Md. yang memiliki visi “menuju Indonesia unggul” juga ingin menjadikan riset dan inovasi sebagai fondasi dari pertumbuhan ekonomi negeri ini.

Ia pun mengatakan akan melipatgandakan anggaran riset dan inovasi yang ditargetkan mencapai 1 persen dari PDB pada 2029. Anggaran ini akan didapatkan dengan mendorong sinergi antara pemerintah dan swasta.

Ganjar yakin, pendanaan untuk riset dan inovasi akan terpenuhi dengan efisiensi anggaran pemerintah di sektor lain, penyederhanaan regulasi pendanaan bagi filantropi, maupun dengan memberikan insentif pajak atau subsidi bagi sektor swasta yang mau mendanai riset dan inovasi.

Ganjar juga menyebut akan membentuk GP Project. Melalui proyek ini, ia akan mengumpulkan ilmuwan dan teknisi untuk menghasilkan dan menguasai teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Teknologi yang dimaksud, dimulai dari teknologi yang sederhana dan murah, hingga teknologi tingkat tinggi yang mampu menjadi game changer bagi Indonesia ke depan. Ganjar-Mahfud memandang percepatan penguasaan sains dan teknologi juga perlu dilakukan dengan mengembangkan sektor pendidikan.

Oleh karena itu, mereka akan memperluas penerima beasiswa bagi anak-anak muda yang mampu melakukan riset untuk menjawab tantangan Indonesia ke depan.

Ganjar dan Mahfud juga mengatakan akan menggunakan teknologi yang berkelanjutan untuk berbagai program, seperti hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA), pengembangan ekonomi kreatif, produksi pangan, mitigasi krisis iklim, pengentasan korupsi, pertahanan, dan keamanan.

Prabowo-Gibran

Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang didukung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Garda Republik Indonesia (Garuda), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), serta Partai Rakyat Adil Makmur (Prima).

Kedua pasangan calon dengan visi “bersama Indonesia maju menuju Indonesia Emas 2045” ini akan memfokuskan pengembangan sains dan teknologi, beriringan dengan pengembangan sektor pendidikan.

Prabowo-Gibran menargetkan pertumbuhan anggaran untuk riset dan inovasi lebih tinggi dari AMIN maupun Ganjar-Mahfud. Nilai anggaran riset dan inovasi ditargetkan terus tumbuh hingga mencapai 1,5 hingga 2 persen dari PDB dalam 5 tahun kepemimpinan keduanya.

Pasangan calon ini mengatakan akan melanjutkan program Kartu Indonesia Pintar yang diperluas hingga ke tingkat pesantren dan perguruan tinggi.
Mereka juga akan menjadikan riset yang terhubung dengan industri sebagai dasar pembenahan kurikulum perguruan tinggi, pendidikan vokasi, dan politeknik.

Perguruan tinggi akan didorong pula untuk berkolaborasi dengan dunia usaha, guna mengembangkan riset yang mendukung strategi pembangunan nasional. Artinya, riset-riset dari dunia pendidikan juga akan dijadikan dasar pertumbuhan ekonomi.

Adapun teknologi didorong untuk digunakan di berbagai bidang, apabila kedua pasangan calon ini terpilih sebagai capres dan wapres. Teknologi setidaknya ​​bakal digunakan di program hilirisasi SDA, pengokohan ideologi Pancasila, pertahanan dan keamanan, produksi pangan, dan ekonomi kreatif.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023