Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Jawa Timur, Selasa, memindahkan Prasasti Lawadan yang sebelumnya tersimpan di kompleks Pabrik Marmer IMMIT yang berlokasi di Campurdarat ke Museum Tulungagung.

Evakuasi prasasti Lawadan yang menjadi penanda kelahiran Kabupaten Tulungagung itu disebut-sebut sebagai kado hari ulang tahun atau hari jadi ke-818 daerah itu.

"Alhamdulillah, pemindahan tahap pertama ini berjalan lancar. Ini menjadi kado indah bagi Kabupaten Tulungagung yang berulang tahun ke-818," kata Pamong Budaya Ahli Muda Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, Muhammad Ichwan.

Baca juga: Kunjungan ke Museum Wajakensis Tulungagung meningkat

Proses pemindahan prasasti sebenarnya dimulai sejak Senin (13/11).

Para arkeolog dibantu tenaga ahli memulai dengan memugar pondasi prasasti yang ada di pendopo dalam kompleks Pabrik Marmer IMMIT.

Selesai dibongkar, prasasti lalu dibawa ke museum dengan menggunakan mobil bak terbuka.

Namun, sebelumnya untuk mencegah kerusakan saat perjalanan, prasasti dibungkus menggunakan kain tebal atau menggunakan keset kain.

Lalu, prasasti dengan berat sekitar satu ton tersebut dibungkus lagi menggunakan paket.

Selama dalam perjalanan, kendaraan pembawa tak boleh berjalan terlalu kencang dan menghindari goncangan. “Kecepatannya antara 30-40 kilometer per jam,” katanya.

Prasasti baru tiba di museum sekitar pukul 23.0 WIB dalam keadaan utuh, dan diturunkan pada Selasa pagi sekitar pukul 08.30 WIB.

Rencananya Prasasti Lawadan tersebut dipajang di Pendopo Kabupaten Tulungagung.

Baca juga: BPCB Jatim konservasi 1.912 benda cagar budaya Museum Tulungagung

Baca juga: Pemkab Tulungagung terima replika fosil homo Wajakensis


Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno mengatakan pemindahan ke pendopo menunggu persiapan lokasi dan hari baik.

"Saya rencana mudahnya ada di sekitar Pendopo Kabupaten Tulungagung," kata Heru.

Ia meminta tak hanya fisik dari prasasti saja, isi dari prasasti tersebut ditulis dan diterjemahkan dan diletakkan berdampingan dengan prasasti, sehingga masyarakat yang berkunjung bisa membaca dan memahami sejarah Kabupaten Tulungagung.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023