Nanning (ANTARA) - Pembawa acara e-commerce asal Vietnam, Luong Thi Hong Thom, rutin melakukan livestreaming belanja di Dongxing, sebuah kota perbatasan di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, menawarkan beragam produk bermutu kepada para pelanggannya di Vietnam melalui platform penjualan daring TikTok.

"Banyak anak muda di Vietnam aktif menggunakan TikTok dan tahu betul tentang diskon besar yang ditawarkan selama pesta belanja 'Double 11' di China," kata perempuan berusia 27 tahun yang bekerja di Guangxi Haina Zhongpin Technology Co., Ltd..

Pesta belanja "Double 11" atau 11.11 di China berlangsung dari 31 Oktober hingga 11 November tahun ini, dan awalnya merupakan ajang dalam negeri sejak debutnya pada 2009. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dengan raksasa e-commerce China seperti Alibaba, JD.com, Pinduoduo, dan lainnya yang berekspansi ke pasar internasional, acara ini bertransformasi menjadi perayaan global bagi konsumen dan kalangan usaha.

"Sejak 2021, kami terlibat dalam e-commerce lintas perbatasan di TikTok, dengan fokus utama pada pasar Asia Tenggara, terutama di Malaysia, Vietnam, dan Thailand," jelas He Yaohai, Kepala Guangxi Haina Zhongpin Technology Co, Ltd..

Menurut He, akun TikTok perusahaan itu untuk kategori pasokan rumah tangga dan busana menarik lebih dari 10 juta pengikut di Asia Tenggara.

Selain kegiatan promosi yang ditawarkan oleh para penjual di platform, beberapa platform e-commerce utama juga menawarkan berbagai diskon untuk menarik konsumen selama program 11.11.

Pertumbuhan e-commerce lintas perbatasan juga mendorong popularitas produk impor di kalangan konsumen China selama festival belanja tersebut.

Dalam empat jam pertama penjualan di Tmall Global pada 31 Oktober lalu, 1.540 merek internasional mencatatkan lonjakan transaksi sebesar lebih dari 100 persen dibandingkan tahun lalu, dengan 268 merek baru melaporkan peningkatan 10 kali lipat.

Menurut data dari Kementerian Perdagangan China, nilai impor dan ekspor e-commerce lintas perbatasan mencapai 1,7 triliun yuan (1 yuan = Rp2.152) dari Januari hingga September 2023, dengan pertumbuhan 14,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Nilai ini menyumbangkan 5,5 persen dari total perdagangan produk luar negeri selama periode yang sama.

Potensi pertumbuhan yang sangat besar dari e-commerce lintas perbatasan di China menjadi kekuatan pendorong baru untuk ekspansi perdagangan luar negeri dan pembangunan ekonomi, kata Zhu Keli, seorang peneliti dari Institut Ekonomi Baru China.

Dengan meningkatnya infrastruktur digital dan kemajuan teknologi informasi, platform e-commerce dan sistem logistik menjadi lebih efisien dalam layanan lintas perbatasan, sehingga meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen, tambah Zhu. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023