Jika kondisinya membaik, selang NGT akan dilepas
Jakarta (ANTARA) -
Korban kecelakaan kabel serat optik (FO), Sultan Rif'at Alfatih terpaksa harus menggunakan lubang buatan pada bagian leher untuk bernafas karena rongga tenggoroknya tertutup saat operasi pengangkatan pita suara pada 19 Oktober 2023.
 
"Sultan  tidak bisa bernafas melalui lubang hidung dan mulut, karena bagian rongga tenggorok ditutup saat operasi pengangkatan pita suara, pada 19 Oktober lalu," kata ayah Sultan, Fatih dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu,  menjelaskan kondisi terkini putranya pasca-operasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Fatih juga menjelaskan kalau putranya  kehilangan fungsi bicara termasuk fungsi indera penciuman.
 
Untuk makan dan minum sementara ini, Mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang itu menggunakan selang "Nasogastric Tube" (NGT) yang dipasang pada bagian hidung, sampai kondisi luka pasca operasinya sembuh dan tidak ada kebocoran lagi.
 
Jika kondisinya membaik, selang NGT akan dilepas agar Sultan bisa makan minum secara normal dari mulut.
 
"Hari ini merupakan hari ke-26 pasca operasi pengangkatan pita suara Sultan, dan masuk hari ke-103 dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati atas atensi Pak Kapolri. Alhamdulillah kondisi anak saya stabil, dan bisa beraktivitas normal secara terbatas, seperti berjalan, ke kamar mandi, dan lain-lain," papar Fatih.
 
Sultan juga telah memulai rutinitas minum madu sebanyak empat kali sehari sebagai bagian dari proses penyembuhan luka pasca operasi.
 
Untuk fungsi bicara, Fatih menjelaskan, saat ini RS Polri Krama Jati mengadakan alat bantu bicara elektronik laring, yang dapat dipergunakan Sultan untuk membantu berbicara dengan cara menempelkan alat ke bagian leher.
 
Secara bertahap Sultan juga sudah mulai melakukan latihan dan terapi untuk bicara secara mandiri dengan menggunakan nafas perut. Harapannya sekitar enam bulan ke depan Sultan sudah dapat berbicara secara mandiri dengan menggunakan nafas perut, tanpa perlu alat bantu lagi.
 
"Alhamdulillah, luar biasa dukungan dari RS Polri Krama Jati kepada anak saya karena saat ini Sultan sudah semakin baik kondisinya, serta sudah mulai terdengar bicaranya dengan menggunakan alat bantu yang ditempelkan di leher, meskipun kualitas suaranya masih samar dan terdengar seperti robot. Namun, saya yakin secara bertahap dengan kebiasaan dan latihan, Sultan bisa akan semakin jelas suara bicaranya, baik saat menggunakan alat bantu maupun nanti saat menggunakan nafas perut," kata Fatih.
 
Sebelumnya, pada 19 Oktober lalu, pita suara Sultan Rifat terpaksa diangkat (dioperasi). Pertimbangan tim dokter saat itu adalah karena kondisi pita suara Sultan rusak parah, pasca kecelakaan terjerat kabel milik Bali Tower.
 
Operasi pengangkatan pita suara di bagian tenggorokan menjadi opsi terbaik agar Sultan tetap bisa makan dan minum secara normal.
 
Sultan menjadi korban kecelakaan kabel optik yang terjuntai di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari 2023.
 
Kejadian ini bermula ketika Sultan mengendarai sepeda motor di belakang sebuah mobil. Tanpa disadari, kabel fiber optik yang terjuntai di atas jalan tersebut tersangkut pada mobil tersebut.
 
Namun, mobil tersebut terus melaju, menyeret kabel fiber optik yang masih tergantung. Akhirnya, kabel itu terlepas dari mobil dan mengenai Sultan yang saat itu berada di belakangnya.
Baca juga: Berat badan korban kabel serat optik terus bertambah 
Baca juga: Kapusdokkes Polri paparkan langkah penyembuhan Sultan Rif’at
Baca juga: Mahfud MD jenguk korban terjerat kabel serat optik di RS Polri

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023