pasien juga sudah bisa berbicara dengan elektrolaring
Jakarta (ANTARA) - Korban kecelakaan kabel serat optik (FO), Sultan Rif'at Alfatih sampai saat ini masih harus menggunakan alat bantu elektrolaring untuk berbicara.

Ketua Tim Penanganan Sultan dr. Yosita Rahma saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa, mengatakan, usai dilakukan operasi terakhir pada 16 November 2023, kondisi Sultan sudah membaik dan sudah bisa makan.

"Pasien sudah bisa makan bubur dengan baik, pasien juga sudah bisa berbicara dengan elektrolaring, gizi sudah baik, berat badan sudah bertambah dan luka di leher sudah membaik," kata Yosita.

Informasi yang dikumpulkan ANTARA menyebutkan, elektrolaring adalah sebuah perangkat bantu wicara yang dioperasikan dengan cara ditempelkan pada leher bagian bawah.

Alat itu akan mengubah getaran yang ada pada leher menjadi suara.

Kepala Rumah Sakit RS Polri Kramatjati Brigjen Pol Hariyanto menyatakan Sultan Rif'at sudah diperbolehkan pulang sejak dua minggu lalu.

"Tindakan yang dilakukan terhadap ananda Sultan mulai dari perbaikan keadaan umum untuk mempersiapkan tindakan dan psikiatri, operasi dan pascaoperasi termasuk 'speech' terapi dan fisioterapi yang akan dilanjutkan dengan rawat jalan," ujarnya.

Baca juga: Korban kabel optik gunakan lubang buatan di leher untuk bernafas

Menurut dia, perbaikan berat badan Sultan juga sudah semakin meningkat. Awal masuk di RS Polri berat badannya hanya 46 Kg, lalu usai menjalani perawatan empat bulan menjadi 56 Kg.

"Selama dua minggu di rumah, berat badan Sultan naik menjadi 61 Kg," kata Haryanto.

Ayah Sultan, Fatih Nurul Huda mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo atas fasilitas pengobatan yang diberikan kepada anaknya.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Kapusdokkes Polri, Karumkit dan seluruh dokter dan tim medis.

"Ini suatu yang luar biasa buat kami, apresiasi yang kami untuk mengucapkan pun kami sulit. Kami tidak pernah membayangkan situasinya bisa seperti ini karena di benak kami, hanya ada kesedihan dan keputusasaan," ujar Fatih.

Baca juga: Korban kabel optik jalani operasi pengangkatan pita suara

Ia pun membeberkan bahwa anaknya di rumah sudah beraktivitas normal.

Sultan sudah bisa bermain basket, bermain sepeda, mengangkat benda berat, bahkan belajar motor.

Dengan menggunakan alat bantu elektrolaring yang ditempelkan di lehernya, Sultan mengaku senang bisa kembali berbicara dan pulih.

"Yang utama dan paling utama saya ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Kapolri, Karumkit, Kapusdokkes, yang juga sudah bekerja sama. Saya saat ini merasa jauh lebih baik lagi," jelas Sultan.

Sebelumnya, pada 19 Oktober lalu, pita suara Sultan Rifat terpaksa diangkat (dioperasi). Pertimbangan tim dokter saat itu adalah karena kondisi pita suara Sultan rusak parah, pasca kecelakaan terjerat kabel milik Bali Tower.

Baca juga: Kondisi Sultan, korban kecelakaan kabel makin baik
 
Operasi pengangkatan pita suara di bagian tenggorokan menjadi opsi terbaik agar Sultan tetap bisa makan dan minum secara normal.
 
Sultan menjadi korban kecelakaan kabel optik yang terjuntai di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari 2023.
 
Kejadian ini bermula ketika Sultan mengendarai sepeda motor di belakang sebuah mobil. Tanpa disadari, kabel fiber optik yang terjuntai di atas jalan tersebut tersangkut pada mobil tersebut.
 
Namun, mobil tersebut terus melaju, menyeret kabel fiber optik yang masih tergantung. Akhirnya, kabel itu terlepas dari mobil dan mengenai Sultan yang saat itu berada di belakangnya.

Baca juga: Korban kabel optik sudah bisa bicara setelah perawatan delapan bulan

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023