Jakarta (ANTARA) - Guns N’ Roses (GnR) dan tim manajemen band itu kini tengah menghadapi dua tuntutan hukum berisi tuduhan pelanggaran hak cipta dan pelecehan seksual di tempat kerja yang diajukan oleh seorang fotografer bernama Katarina Benzova.

Dilansir dari Rolling Stone, Rabu, gugatan Benzova menyatakan bahwa Guns N' Roses dan perusahaan manajemen Team Brazil melakukan klaim palsu kepemilikan atas sejumlah foto miliknya yang menyebabkan pelanggaran secara luas dan penggunaan tidak sah di media cetak, digital, kampanye iklan, dan media lainnya.

Mengacu pada keterangan Benzova, dia secara teratur bekerja untuk Guns N' Roses, band asal Los Angeles California, sebagai pekerja lepas selama 12 tahun dan merekam sebanyak 364 pertunjukan tur band antara tahun 2010 dan 2022. Selama kurun waktu itu, dia sebagian besar bekerja tanpa kontrak formal dan hanya memiliki kontrak formal sekitar 18 minggu.

Benzova mengklaim bahwa selama periode tanpa kontrak, dia adalah satu-satunya pemilik foto dan telah mendapatkan 180 pendaftaran hak cipta untuk karyanya. Benzova mengakui bahwa selama masa kontrak dengan Guns N' Roses, dia tidak perlu mengizinkan dan menyetujui komersialisasi foto karena foto-foto tersebut adalah karya yang disewakan berdasarkan ketentuan kontrak.

Baca juga: Dave Grohl dan Guns N' Roses tampil bersama di penutupan Glastonbury

Tetapi, menurut Benzova, selama periode tanpa kontrak, Guns N' Roses dan manajemen band mengkomersialkan setidaknya 145 foto tanpa izin dan persetujuannya serta niat yang dinyatakan secara objektif. Dia mengatakan foto-foto itu direproduksi, ditampilkan secara publik, dan digunakan untuk membuat iklan.

Selain 145 foto tersebut, Benzova mengklaim setidaknya ada 10, dan mungkin lebih, foto yang telah dilanggar sejak April 2020. Dia juga meminta perintah pengadilan untuk menyatakan dia sebagai pemilik tunggal dari semua foto yang dia ambil sejak 2010 ketika dia tidak bekerja berdasarkan kontrak tertulis dengan band yang terbentuk sejak 1985 itu.
 
Kelompok musik hard rock asal Los Angeles California, Amerika Serikat, Guns N' Roses. (ANTARA/Instagram/@gunsnroses)


Menghadapi tuntutan tersebut, GnR dalam pernyataan yang dibagikan kepada Rolling Stone mengungkapkan bahwa Benzova awalnya dikontrak untuk menyediakan layanan fotografi tur untuk band itu pada tahun 2010.

"Dia bekerja dengan band selama 12 tahun dan dibayar serta diperlakukan dengan sangat baik. Baru setelah layanannya dihentikan pada tahun 2022, dia mencoba mengklaim kepemilikan atas foto-foto tersebut yang dalam kontraknya dengan jelas dinyatakan sebagai milik band," tulis keterangan resmi GnR.

Keterangan tersebut menjelaskan bahwa band menanggapi klaim semacam itu dengan sangat serius, namun, semua bukti menunjukkan bahwa tuduhan yang dilayangkan salah. Tanggapan itu muncul dari Benzova setelah band mengajukan tuntutan terhadap dirinya karena secara salah menyatakan kepemilikan atas foto-foto band

Gugatan GnR terhadap Benzova menuduh bahwa pada tahun 2010 sang fotografer sudah menandatangani perjanjian kerja sama tertulis yang menyatakan bahwa salah satu afiliasi tur band yaitu Waterhead akan memiliki hak atas karyanya. Band itu mengeklaim ketentuan perjanjian itu diperpanjang dengan modifikasi lisan yang dilaksanakan sepenuhnya seiring Benzova yang terus bekerja dengan GnR selama bertahun-tahun.

Baca juga: Guns N Roses akan rilis album kompilasi "Greatest Hits" versi vinyl

Tak soal hak cipta foto, Benzova juga mengklaim bahwa manajer band Fernando Lebeis melakukan "banyak rayuan seksual yang tidak diinginkan" terhadap dirinya. Gugatan tersebut menuduh Lebeis melakukan pelecehan seksual secara konsisten dan terus menerus di lingkungan tempat kerja yang sama sekali tidak memiliki kebijakan, buku pegangan, dan pelatihan mengenai pelecehan seksual, serta tidak ada orang lain.

Dia mengatakan manajer Lebeis berulang kali dan konsisten melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Dugaan pertama mengenai pelecehan seksual secara fisik yang tidak diinginkan terjadi pada tahun 2016, ketika Lebeis mencoba memaksa untuk mencium Benzova.

Setelah Benzova menolak Lebeis, dia mengklaim Lebeis terus menunjukkan permusuhan dan agresi terhadap dirinya dengan cara yang halus atau terbuka dan kasar. Misalnya, dia menuduh Lebeis mengatakan "dia mencintainya lebih dari 500 kali" serta mengirimkan pesan teks yang tidak senonoh, termasuk satu gambar tak patut dan video lain yang menunjukkan "kebinatangan".

Benzova juga menuduh Lebeis pernah mencoba memaksa masuk ke kamar hotelnya setelah dia menolak permintaan untuk minum anggur bersama pada pukul 6 pagi. Dalam dugaan insiden lainnya pada Mei 2018, Benzova mengklaim Lebeis mencoba memaksa dan terus menekan dirinya. Benzova menyerah pada tuntutan seksual Lebeis selama 10 menit, menyentuhnya secara fisik dan terus-menerus mencoba memaksa Benzova di gang gelap di luar rumahnya.

"Benzova melakukan upaya sadar untuk tidak sendirian dengan Lebeis karena pelecehan seksual yang parah dan meluas membuatnya merasa tidak aman,” tulis isi gugatan tersebut.

Akibat penolakan Benzova, menurut gugatan tersebut, Lebeis diduga berusaha membuktikan dominasi atas diri sang fotografer dengan menurunkan kompensasi Benzova, menahan piutang Benzenova, dan menempatkan dia ke hotel yang lebih murah (termasuk saat dia menderita COVID-19). Lebeis juga menuntut agar Benzova membayar biaya penerbangan yang diduga sudah disetujui oleh manajemen band.

Baca juga: Guns N' Roses dan Arctic Monkeys jadi penampil utama di Glastonbury

Baca juga: Ashton Kutcher undur diri dari ketua organisasi anti pelecehan seks

Baca juga: Lizzo dituntut mantan penari atas dugaan pelecehan seksual

Baca juga: Minimnya pengetahuan jadi hambatan pelaporan kekerasan seksual

Penerjemah: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023