tinggal melihat jam-jam kejadian fenomena rob itu match tidak
Jakarta (ANTARA) - Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) menekankan perlunya edukasi atau sosialisasi mengenai potensi banjir rob kepada masyarakat.

Oleh karena itu, Pushidrosal menciptakan Kalender Potensi Rob tahunan, guna menginformasikan tentang isu banjir rob. Pushidrosal pun mengajak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta untuk bersurat dan meminta data tersebut agar disosialisasikan sebagai bentuk edukasi kelingkungan dalam rangka siap siaga menghadapi bencana.

"Mungkin juga awal-awal tahun sudah kami bagikan ke beberapa stakeholders yang ada di Pemda DKI, khususnya yang ada di pesisir utara DKI, lalu ada kalender rob yang 2023, maupun yang sudah kita bikin di 2024," Kepala Dinas Oseanografi dan Meteorologi Pushidrosal Nawanto Budi Sukoco dalam webinar di kanal YouTube resmi BPBD DKI Jakarta, Rabu.

Nawanto juga mengatakan pada sesi tanya jawab bahwa Pushidrosal punya rencana untuk merilis kalender itu di web mereka agar dapat dimanfaatkan masyarakat luas.

Menurutnya, banjir merupakan sebuah masalah yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, dan tidak selesai sampai sekarang. Dia menjelaskan, saat ini, 40 persen wilayah DKI berada di ketinggian bawah permukaan laut.

Dia menambahkan, perlu ada perhatian khusus pada Jakarta Utara, yang sering terendam oleh banjir rob meski tidak ada hujan sama sekali. Nawanto menuturkan, pembangunan-pembangunan fisik di daerah tepian badan air seperti laut dan sungai juga memperparah kondisi tersebut.

Oleh karena itu, ujarnya, publik perlu melakukan upaya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang sudah berubah, agar dapat mengurangi dampak bencana tersebut terhadap manusia.

Menurutnya, edukasi tentang banjir rob dan pasang surut semacam itu penting, karena masih banyak yang tidak terlalu mengetahui tentang siklus alam tersebut, bahkan sampai membuat asumsi yang macam-macam, seperti mengaitkannya pada tsunami.

"Padahal fenomena alam mungkin secara siklusnya ada periode-periode tertentu, dan untuk pasang surut sendiri, kenapa bisa diprediksikan, bisa diramalkan, dan sebagainya, ya karena memang kondisi itu yang bisa... Secara siklus tertentu, benda-benda angkasa yang memengaruhi daya tarik terhadap permukaan air laut ini sudah bisa ditentukan," katanya.

Nawanto menjelaskan bahwa pihaknya mencatat berbagai kejadian banjir rob mulai dari tahun 2007 hingga 2018, dan membuat prediksi terjadinya pasang surut, dengan detail seperti hari, jam, pasang surut tersebut bisa terjadi. Pada mulanya, produk itu digunakan untuk keperluan navigasi dan pelayaran.

Namun kini, ujarnya, produk itu dapat digunakan sebagai bahan untuk mempelajari daerah-daerah di DKI Jakarta yang rentan terhadap fenomena banjir rob, dan memprediksi kapan terjadinya peristiwa itu, untuk melakukan upaya mitigasi secara lebih baik.

Dia juga mengingatkan, warga perlu mewaspadai adanya kemungkinan banjir rob pada akhir November.

"Kalau juga Pak Miming menyampaikan tadi di bulan November ini hingga akhir November ada potensi hujan besar, nah, tinggal melihat jam-jam kejadian fenomena rob itu match tidak, mungkin dengan limpasan air dari selatan, kejadian pas tingginya puncak rob itu jam berapa, tingginya berapa," katanya.

Selain itu, katanya, ada juga kemungkinan banjir rob pada Januari hingga Juni. Namun dia berharap, peluang terjadinya banjir rob pada Mei dan Juni tidak disertai dengan curah hujan yang tinggi, agar tidak terjadi kejadian-kejadian ekstrim.

Baca juga: BMKG imbau waspadai banjir rob seiring fenomena fase bulan purnama

Baca juga: BMKG: Waspada banjir rob di pesisir Kalsel pada 17-22 September

Baca juga: Warga Aceh diminta waspada banjir rob saat Super Blue Moon

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023