Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo sempat membahas alasannya mengenakan dasi merah saat memberikan kuliah umum di Universitas Stanford, di California, Amerika Serikat, Rabu (15/11) Waktu Setempat, atau Kamis waktu Indonesia.

"Jadi sebelum ke sini saya tadi bertanya-tanya terlebih dahulu di Stanford ini jargonnya apa. Dijawab 'go cardinal pak'. Oke, oke," kata Jokowi mengawali ceritanya, sebagaimana disaksikan melalui video YouTube Sekretariat Presiden yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Presiden Widodo lalu mengatakan bahwa dirinya juga bertanya tentang warna yang identik dengan Universitas Stanford, yang ternyata adalah warna merah.

"Lalu saya tanya lagi, what are stanford identical colors? (Apa warna identik Stanford?). Dijawab 'red sir (merah pak)'. That's why i decided to wear a red tie today. Do I like a member of Stanford family now? (Itu kenapa saya memutuskan mengenakan dasi merah. Apakah saya terlihat seperti keluarga Stanford sekarang?)," tanya Joko Widodo disambut tepuk tangan civitas Universitas Stanford.

Presiden lalu menyatakan baginya mengenakan dasi merah sesuai warna identik Universitas Stanford sangat penting karena dia ingin menyatu atau terkoneksi dengan civitas Universitas Stanford yang pintar, muda dan rajin.

"Itu lah pentingnya terkoneksi sesama manusia. Begitu juga dengan terkoneksi dengan alam dan kita tahu dunia ini tengah sakit, perubahan iklim transisi energi adalah isu yang sangat-sangat mendesak. Namun yang jadi pertanyaan apakah negara-negara di dunia memiliki komitmen untuk bertanggung jawab dan mengambil peran?" ujarnya.

Presiden pun menyampaikan bahwa dunia global tidak perlu meragukan komitmen Indonesia berkaitan dengan isu keberlanjutan dan perubahan iklim.

Dia menegaskan Indonesia walk the talk, not only talk the talk atau menjalankan apa yang disampaikan, tidak hanya membicarakan apa yang disampaikan.

Dia mengatakan Indonesia telah menurunkan emisi 91,5 juta ton pada 2022 dengan laju deforestasi yang ditekan sampai 104.000 hektar.

Selain itu kawasan hutan juga direhabilitasi seluas 77.000 hektar dan merestorasi hutan bakau seluas 34.000 hektar hanya dalam waktu satu tahun.
Baca juga: Jokowi: Langkah konkret dibutuhkan dalam hadapi dampak perubahan iklim
Baca juga: Presiden Jokowi bertolak ke San Francisco dari Washington DC
Baca juga: Jokowi: Rivalitas global wajar terjadi tapi harus dikelola dengan baik
Baca juga: Presiden jelaskan pentingnya peningkatan kerja sama bilateral RI-AS
Baca juga: Jokowi ajak Joe Biden bela keadilan dan kemanusiaan di Palestina

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023