Beijing (ANTARA) - Presiden Xi Jinping menyebut China akan terus berorientasi kepada pasar, terlepas dari situasi internasional yang terjadi.

"Tidak peduli bagaimana situasi internasional berkembang, tekad China untuk mendorong lingkungan bisnis yang berorientasi pasar, berbasis hukum, dan berkelas dunia tidak akan berubah," kata Presiden Xi di hadapan para pebisnis dalam APEC CEO Summit yang digelar di Main Ballroom, Moscone West, San Francisco, Amerika Serikat pada Kamis (16/11) waktu setempat.

Dalam APEC CEO Summit tersebut hadir antara lain CEO ExxonMobil Darren Woods, CEO Microsoft Satya Nadella, CEO Pfizer Albert Bourla, CEO Uber Dara Khosrowshahi, Executive Chairman VISA Alfred F Kelly, Chairman CEO Organon Kevin Ali, Presiden NCAPEC Monica Hardy Whaley dan para pebisnis lainnya.

"Kebijakan kami dalam memberikan layanan yang setara dan berkualitas kepada investor asing tidak akan berubah. Kami akan terus memperbaiki mekanisme perlindungan hak dan kepentingan investor asing, memperpendek daftar negatif investasi asing, memastikan perlakuan yang sama bagi investor asing dan terus memperkuat perlindungan hak cipta," kata Xi.

 Xi menyebut China akan berupaya menghilangkan hambatan dalam berinovasi, memperdalam ekonomi digital, dan mendorong aliran data yang bebas dan teratur sesuai dengan hukum.

"Kami juga akan mengambil langkah-langkah yang lebih 'bersahabat' seperti memperbaiki kebijakan masuk dan tinggal warga negara asing di China dan menghilangkan hambatan dalam bidang keuangan, medis, pembayaran elektronik, dan layanan lainnya. Semua ini dirancang untuk memudahkan perusahaan asing berinvestasi dan beroperasi di China," ungkap Xi.

Tahun ini, kata Xi, perekonomian China terus pulih dan berubah menjadi lebih baik. Tingkat pertumbuhan ekonomi juga termasuk yang tertinggi di antara negara-negara besar di dunia.

"China tetap menjadi mesin pertumbuhan global yang paling kuat, dan akan menghasilkan sepertiga pertumbuhan global tahun ini. Seperti yang dikatakan beberapa pemimpin komunitas bisnis, China telah menjadi sinonim dari tujuan investasi terbaik, dan 'China berikutnya' tetaplah China. Kami mengundang rekan-rekan dari komunitas bisnis di seluruh dunia untuk berinvestasi dan memperdalam bisnis Anda di China," katanya.

Xi juga mengungkapkan China memiliki kekuatan yang berbeda dengan negara lain karena memiliki sistem ekonomi pasar sosialis, pasar dengan skala permintaan yang super besar, sistem industri dengan rantai pasok yang lengkap serta angkatan kerja dan wirausaha berkualitas dalam hal sumber daya manusia.

"Pertumbuhan ekonomi China berasal dari dalam, tangguh, dan memiliki banyak potensi. Pada masa lalu, China berhasil mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan serta mencapai prestasi bersejarah. Saat ini, perekonomian China secara keseluruhan, yang memiliki ketahanan kuat, potensi sangat besar, dan ruang gerak yang luas, akan tetap demikian dalam jangka panjang," jelas Xi.

Beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi China, kata Xi, juga berfokus pada "tiga produk baru" China yaitu kendaraan energi baru, baterai litium, dan produk tenaga surya.

"Bursa perdagangan karbon nasional untuk pengurangan emisi gas rumah kaca secara sukarela akan segera diluncurkan, yang akan menciptakan peluang pasar ramah lingkungan yang sangat besar," katanya Xi.

China juga akan mempercepat upaya untuk modernisasi sistem industri, memberikan perlindungan kelembagaan lebih baik agar semua jenis badan usaha dapat merasakan manfaat pembangunan, dan mendorong titik pertumbuhan baru serta menciptakan lebih banyak ruang untuk pembangunan.

"Kami tetap berkomitmen untuk mengejar pembangunan dengan pintu terbuka. Kami akan terus memajukan keterbukaan berstandar tinggi dan semakin memperluas akses pasar," ungkap Xi.

China, menurut Xi, telah mengumumkan penghapusan semua tindakan pembatasan terhadap investasi asing di bidang manufaktur. Pemerintah China pun mengadakan berbagai pameran berskala internasional untuk memperluas keterbukaan China bagi negara lain.

Tidak ketinggalan, Xi juga mempromosikan Inisiatif Sabuk dan Jalur (Belt and Road Initiative) yang telah berjalan selama 10 tahun.

Pada bulan lalu China menjadi tuan rumah Forum Belt and Road ketiga yang menghasilkan 458 kesepakatan. Lembaga-lembaga keuangan Tiongkok membuka jendela pembiayaan sebesar 780 miliar RMB untuk proyek-proyek Belt and Road, dan perusahaan-perusahaan China dan asing mencapai kesepakatan bisnis senilai 97,2 miliar dolar AS.

Xi sedang melakukan kunjungan ke San Francisco, AS pada 14-17 November untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-AS serta Pertemuan Pemimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) ke-30.

Pada Rabu (15/11), Xi telah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joe Biden di San Fransisco. Dalam pertemuan itu, Biden menunjukkan foto Xi pada 1985 ketika ia berfoto dengan latar Jembatan Golden Gate di San Fransisco. Saat itu Xi, masih berusia awal 30-an, menjabat sebagai pemimpin wilayah Zhengding di Provinsi Hebei, China utara.

Setelah menghadiri APEC CEO Summit, Xi menghadiri jamuan makan malam dengan para CEO, antara lain CEO Apple Tim Cook, CEO Tesla Elon Musk, CEO Blackstone Steve Schwarzman, CEO Salesforce Marc Benioff, CEO Boeing Stan Deal, CEO FedEx Raj Subramaniam, CEO Visa Ryan McInerney, CEO Bridgewater Associates Ray Dalio, CEO Pfizer Albert Bourla, CEO Mastercard Merit Janow hingga CEO BlackRock Larry Fink.

Baca juga: San Fransisco jadi titik awal stabilisasi hubungan China-AS
Baca juga: Bertemu dengan Joe Biden, Xi Jinping minta agar AS tidak provokatif
Baca juga: Xi Jinping: China tidak berencana ungguli AS

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023