Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Universitas Indonesia dr. Muhammad Fadli, Sp.OG mengatakan wanita dengan Anti Mullerian Hormone (AMH) yang rendah masih memiliki peluang untuk hamil dengan melakukan metode program hamil stimulasi minimal atau minimal stimulation.

“AMH benar salah satu hormon untuk melihat cadangan telur, tapi AMH rendah bukan berati kualitas telurnya rendah. Kualitas tidak bisa dilihat dari AMH. Dengan minimal stimulation cocok untuk yang punya AMH rendah,” ucap Fadli dalam satu peluncuran klinik fertilitas di Jakarta, Jumat.

AMH adalah salah satu hormon yang dihasilkan dari granulosa yang berada di folikel ovarium untuk menjadi patokan dalam melihat kualitas cadangan telur. Pada pasangan yang akan melakukan program hamil, pihak perempuan akan diperiksa AMH sedangkan pria akan dilakukan pemeriksaan sperma.

Baca juga: Penyebab hingga makanan yang baik untuk gangguan kesuburan

Fadli menjelaskan, saat lahir bayi perempuan memiliki cadangan 2 juta sel telur, yang akan terus terpakai setiap bulan minimal 10-15 telur. Saat memasuki masa pubertas, sel telur akan terus berkurang dan tersisa 200-300 sel telur saja sampai memasuki masa menopause.

Sperma yang bagus akan berenang lebih cepat menuju sel telur, sementara tubuh wanita akan memisahkan sel telur dengan kualitas terbaik dan akan matang dan pecah sehingga siap dibuahi. Metode stimulasi minimal ini, kata Fadli, lebih mementingkan kualitas sel telur yang memiliki kromosom baik karena kegagalan IVF tau bayi tabung di trimester pertama kehamilan salah satunya karena kelainan kromosom.

“Dengan diberikan suntikan mild stimulation akan meningkatkan hormon AMH natural dari tubuh dan akan diambil dari 10-15 sel telur hanya 4-5 telur yang paling baik kromosomnya. Jadi kita masih mengandalkan tubuh seleksi mana yang terbaik jadi peluang terjadinya hamil akan meningkat,” ucap Fadli.

Dokter yang juga praktik di RS Pondok Indah ini mengatakan usia ideal untuk melakukan metode ini adalah usia 20 sampai 30 tahun di mana cadangan telur masih banyak dan kualitasnya masih bagus. Maka itu, pasangan suami istri perlu mempersiapkan dirinya agar metabolisme tubuh terjaga sehingga proses bayi tabung bisa berhasil.

Salah satunya yang memengaruhi kadar AMH menjadi rendah adalah memiliki berat badan berlebih dan kebiasaan merokok. Maka itu diusahakan untuk menurunkan berat badan dengan ukuran indeks masa tubuh berada di antara 20-25. Hindari juga infeksi keputihan yang dapat menutupi saluran sperma menuju sel telur.

Selain itu juga penting mengonsumsi vitamin D 1000-5000 IU dan konsumsi asam folat 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan.

“Dari sisi laki-laki juga olahraga cukup penting minimal 150 menit satu minggu, memperbaiki kualitas sperma dengan obat antioksidan,” kata Fadli.

Baca juga: Meningkatkan kesuburan melalui terapi Yoga

Baca juga: Anak lelaki kelebihan berat badan berisiko infertil kala dewasa

Baca juga: Ketahui infertilitas pada pria dan cara meminimalisasinya


Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023