Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Swadaya Masyarakat "Sawit Watch" mencatat 925 titik api dari kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau pada Mei dan Juni 2013 berada di perkebunan sawit. 

Koordinator Sawit Watch, Jefri Saragih, di Jakarta, Minggu, mengatakan, hasil penelusuran LSM-nya menunjukkan ada sekitar 4.810 titik api untuk periode 13 Mei hingga 20 Juni 2013, dan yang 925 titik api diantaranya ada di perkebunan sawit.

"Kita tidak belajar dari kebodohan tahun 1997 hingga 1998 karena sebenarnya setiap tahun pembakaran hutan dan lahan selalu berulang, dan para pelakunya hampir tidak pernah ada yang dihukum," ujar Jefri.

Dia mengatakan berdasarkan informasi lapangan Sawit Watch,  kerugian yang dialami petani sawit sangat besar. Misalnya ada seorang petani yang kebun sawitnya seluas delapan hektar terbakar.

Usia pohon sawit mereka antara tiga hingga lima tahun. Untuk pohon sawit usia tersebut jika ditanam di areal seluas satu hektare bernilai Rp80 juta.

"Jadi bisa dihitung estimasi kerugian petani sawit tersebut yakni 80 dikali delapan Rp640 juta," lanjutnya.

Hermansyah, salah seorang petani sawit yang memiliki dua hektare kebun sawit berusia lima tahun yang terbakar di Tanjung Leban, Riau, mengaku sangat dirugikan oleh kejadian ini.

Lima tahun pohon sawit adalah usia produktif. "Entah berapa ratus juta kerugiannya, pohon di kebun sawit saya padahal sudah mulai besar buahnya," katanya.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013