Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Universitas Airlangga dr. Eko Santoso Sp.OG mengatakan penderita Polycystic ovari syndrome (PCOS) yang menjalani IVF atau bayi tabung secara konvensional dengan injeksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan risiko yang membahayakan kesehatan bagi pasien yang disebut Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS).

“Kalau melakukan IVF konvensional akan tidak menguntungkan karena ovarium akan bengkak dan cystnya jadi banyak karena banyak injeksi HCG dan terjadi OHSS, ini sangat bahaya,” kata Eko dalam diskusi kesehatan tentang fertiltas di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan pasien dengan PCOS memiliki banyak cyst atau kista yang padat yang terdapat di dalam ovarium. Kista ini menjadi banyak karena penderita PCOS tidak memiliki siklus menstruasi yang regular sehingga sel telur tidak dapat pecah dan menjadi gumpalan.

Baca juga: Jenis olahraga yang dapat dilakukan saat hamil untuk kurangi nyeri

Lama kelamaan, kista ini akan menumpuk dan mengakibatkan kadar hormon Anti Mullerian (AMH) jadi sangat tinggi hingga terjadi sindrom polisistik atau PCOS.

Jika penderita PCOS melakukan bayi tabung dengan IVF konfensional, pasien akan diberikan stimulus suntikan hormon yang banyak dalam setiap siklus program kehamilannya. Ini menjadikan sindrom hiperstimulasi pada ovarium yang menyebabkan penumpukan cairan di ovarium. Ini mengakibatkan pasien mual muntah berlebihan dan nyeri yang hebat di perut.

“Pasien bisa kesakitan dan ada gejala pencernaan, yang parah sekali bisa menimbulkan kematian,” kata Eko.

Dokter yang juga menamatkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini mengatakan, pasien PCOS biasanya banyak terjadi di usia produktif yakni 25-35 tahun dan menyumbang 40 persen ketidakkesuburan pada wanita selain faktor penyumbatan di saluran tuba dan azoospermia pada laki-laki.

Dengan metode stimulasi ringan (mild stimulation), Eko mengatakan, pasien dengan PCOS akan mendapatkan injeksi dosis yang sangat rendah dengan frekuensi pemberiannya maksimal hanya empat kali tergantung kebutuhan. Metode ini juga tidak menggunakan suntikan dengan hormon HCG namun menggunakan nasal spray yang lebih aman sehingga tidak menimbulkan kasus OHSS.

Eko juga mengingatkan untuk menerapkan pola hidup sehat ketika akan melakukan metode bayi tabung mild stimulation dan harus mempersiapkan waktu agar selalu konsisten menjalani perawatan demi tercapainya keberhasilan dan terjadi kehamilan.

“Minimal tiga bulan persiapan membersihkan cyst (kista), konsumsi makanan sehat, olahraga, penurunan berat badan, lakukan stress management, itu akan membuat keberhasilan kehamilan tinggi,” ucap Eko.

Baca juga: Kementerian Kesehatan tekankan pentingnya perencanaan kehamilan

Baca juga: Upaya cegah depresi pasca melahirkan bisa dimulai dari awal kehamilan

Baca juga: Mengenal tiga hormon penting pada masa kehamilan beserta fungsinya 


Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023