Ada potongan tangan dan kaki, dan kami tidak tahu apakah ada yang akan datang menyelamatkan kami.
Gaza/Yerusalem (ANTARA) - Pengiriman bantuan PBB ke Jalur Gaza tertunda lagi pada Jumat sehingga menambah penderitaan warga Palestina di wilayah yang dikepung Israel itu.

Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan warga sipil di sana menghadapi ancaman kelaparan karena kurangnya pasokan makanan.

Menurut PBB, sudah dua hari berturut-turut truk tidak bisa mengangkut bantuan ke Gaza karena kekurangan bahan bakar dan ketiadaan sinyal telekomunikasi.

Pejabat Israel kemudian mengatakan bahwa kabinet perang Israel setuju untuk mengizinkan dua truk bahan bakar masuk ke Gaza untuk memenuhi kebutuhan PBB sesuai permintaan AS.

Hampir semua penduduk Gaza kini sangat membutuhkan makanan, kata Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain.

"Ketika musim dingin semakin dekat, tempat perlindungan yang tidak aman dan penuh sesak, dan kurangnya air bersih, warga sipil menghadapi kemungkinan kelaparan," kata dia dalam pernyataan.

Baca juga: WFP ungkap penduduk Gaza akan segera alami bencana kelaparan

Pedro Arrojo-Agudo, seorang pejabat HAM PBB mengatakan Israel harus mengizinkan bantuan air dan bahan bakar memasuki Gaza, karena jika tidak, orang-orang akan mati karena kehausan dan penyakit.

"Tindakan Israel melanggar hukum internasional," kata dia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka khawatir dengan penyebaran penyakit, termasuk infeksi saluran pernapasan dan diare.

Baca juga: WHO suarakan keprihatinan atas penularan penyakit di Gaza

Memasuki pekan ketujuh, serangan Israel di Gaza untuk menumpas kelompok perlawanan Palestina Hamas belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Kantor berita Palestina WAFA melaporkan sejumlah warga Palestina tewas dan lainnya terluka dalam serangan Israel yang mengenai sekelompok pengungsi.

Insiden itu terjadi di dekat penyeberangan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, yang menjadi tempat transit bantuan kemanusiaan.

Mengutip sejumlah sumber, Al Jazeera melaporkan bahwa sembilan orang tewas dalam serangan itu.

Stasiun TV itu juga mengatakan setidaknya 18 warga Palestina tewas setelah serangan Israel menghantam sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.

Israel mengatakan pasukan dan jet-jet tempurnya terus menyerang pada Jumat.

Benteng komandan Jihad Islam telah direbut, kata mereka.

Mereka juga mengaku telah membunuh pejuang Hamas di sebuah gedung sekolah, di mana banyak senjata ditemukan.

Sebelumnya, Israel mengatakan pasukannya telah menemukan lubang terowongan yang digunakan Hamas di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza utara.

RS yang dipenuhi pasien dan pengungsi itu mengalami kesulitan untuk terus beroperasi. Situasi di sana telah menjadi perhatian dunia.

Israel menuding Hamas menyimpan senjata dan amunisi serta menahan sandera di terowongan di bawah rumah sakit seperti Shifa.

Mereka juga menuduh Hamas menggunakan pasien dan pengungsi di sana sebagai tameng. Tuduhan itu dibantah oleh Hamas.

Di RS Indonesia di Gaza utara, warga yang terluka akibat serangan Israel berbaring di lorong.

"Kemarin kami shalat magrib di masjid. Waktu sujud pertama, tiba-tiba... saya berada di bawah tumpukan batu dan yang lainnya berada di bawah reruntuhan," kata seorang anak laki-laki.

"Ada potongan tangan dan kaki, dan kami tidak tahu apakah ada yang akan datang menyelamatkan kami. Pertahanan sipil (akhirnya) datang."

Mengutip data Palestina, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan serangan Israel telah menghancurkan atau merusak setidaknya 45 persen tempat tinggal di Gaza.

Di Tepi Barat yang diduduki Israel, Brigade Al Quds Hamas mengatakan mereka terlibat pertempuran dengan pasukan Israel selama beberapa jam di Kota Jenin tadi malam.

Militer Israel mengatakan jet-jet tempurnya menyerang milisi di Jenin yang menembaki pasukan Israel, dan sedikitnya lima milisi tewas.

Sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, yang menurut Israel telah menewaskan sekitar 1.200 warganya, lebih dari 11.500 warga Palestina di Gaza telah tewas dalam serangan-serangan Israel.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, di mana sedikitnya 178 warga Palestina tewas sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pakar PBB desak Israel berhenti gunakan air sebagai senjata perang
Baca juga: PBB: kekurangan bahan bakar minyak jadi sebab utama kematian di Gaza

 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023