Harus diakui produktivitas dan efisiensi pabrik gula kami masih kalah dengan industri gula di Thailand, Brazil, Australia atau bahkan India
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menjalin kerja sama dengan Universitas Jember (Unej), Jawa Timur untuk mewujudkan target swasembada gula nasional dengan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di kampus setempat, Jumat.

Pemerintah terus berusaha mewujudkan swasembada gula nasional dengan beragam cara, salah satu contohnya yang ditempuh oleh Kementerian BUMN telah memutuskan membentuk PT. SGN. Perusahaan holding gula yang menaungi 36 pabrik gula di Indonesia gencar menjalin kerja sama dengan semua pemangku kepentingan di Jawa Timur termasuk Unej.

"Harus diakui produktivitas dan efisiensi pabrik gula kami masih kalah dengan industri gula di Thailand, Brazil, Australia atau bahkan India," kata Senior Executive Vice President (SEVP) Operations II PT. SGN Imam Cipto Suyitno di Kampus Unej.

Sebagai praktisi industri, pihaknya membutuhkan banyak masukan dari kalangan akademisi, misalnya dengan Unej yang secara wilayah dekat dengan bebebrapa pabrik gula milik PT. SGN seperti Pabrik Gula (PG) Semboro, PG Djatiroto dan PG Pradjekan.

"Harapannya hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan memberikan manfaat nyata baik bagi perusahaan maupun warga sekitar," ucap alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember angkatan 1988 itu.

Untuk itu, PT SGN perlu bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan agar industri gula nusantara bisa kembali berjaya baik di sisi on farm di lahan tebu dan off farm di pabrik gula.

Penandatanganan MoU tersebut dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dan terungkap beberapa permasalahan yang tengah dihadapi pabrik gula di lingkungan PT. SGN khususnya di wilayah Tapal Kuda.

Sementara Manager PG Pradjekan Mahindan Andawijaya mengatakan bahwa yang mengalami masalah dengan 90 persen lahan tebu yang merupakan lahan marginal, belum lagi dengan kelangkaan pupuk membuat produktivitas tebu tidak maksimal dan problem limbah blotong yang dalam sekali giling bisa ribuan ton.

Hal senada juga disampaikan Manager PG Semboro Nur Drajad Rohman mengalami masalah yang serupa, yakni problem pengelolaan limbah baik limbah padat, cair hingga polusi asap.

"Khusus untuk petani tebu di wilayah kerja PG Semboro, Kabupaten Jember juga mengalami permasalahan dengan hama uret yang belum terselesaikan dengan baik," ujarnya.

Pihak PG mengaku sangat membutuhkan kontribusi pemikiran dosen dan peneliti dari Universitas Jember untuk menyelesaikan beragam permasalahan, apalagi tantangan dan peluang industri gula makin kompleks seiring perkembangan teknologi.

Sementara Wakil Rektor IV Unej Prof. Bambang Kuswandi mengatakan pihaknya sudah bisa memperoleh gambaran kerja sama yang akan dikerjakan.

"Saya minta kawan-kawan di Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian untuk segera menanggapi permasalahan itu, termasuk akan membuka perjanjian kerja sama dengan fakultas lain sebab urusan swasembada gula harus diwujudkan secara lintas disiplin," katanya.

Baca juga: Kementan dan BUMN berkolaborasi wujudkan swasembada gula

Baca juga: ID FOOD ajukan Rp832 M untuk bangun cold storage dan swasembada gula

Baca juga: Menperin akselerasi pemenuhan target swasembada gula 2028

Baca juga: Mentan sebut penggunaan alsintan dapat percepat swasembada gula

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023