Sebanyak 24 negara yang terbagi ke dalam enam grup mulai dari grup A hingga F, telah menjalani pertandingan untuk memperebutkan jatah 16 tiket ke babak selanjutnya.
Dari total dari 36 pertandingan fase grup turnamen yang pertama kali digelar di Indonesia ini, telah terjadi 126 gol dengan rata-rata 3,5 gol per pertandingan.
Sebagai ajang yang dikhususkan untuk memberi jam terbang kepada pemain muda, maka turnamen Piala Dunia U-17 kali ini juga telah menghasilkan beberapa pemain yang tampil memukau sepanjang gelaran fase grup berlangsung.
Tentu ke depannya para pemain yang saat ini masih mendapatkan jam terbang di Piala Dunia U-17 juga akan berkemungkinan untuk membela tim senior mereka masing-masing. Selain itu turnamen ini juga menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan agar menarik perhatian para pencari bakat dari klub-klub top dunia.
Berikut deretan pemain yang memukau selama fase grup.
Rayan - Brazil
Brazil tak pernah kekurangan pemain bertalenta terutama untuk mengisi pos penyerang. Di ajang Piala Dunia U-17 kali ini, selain punya senjata pemain berposisi nomor sembilan Kaua Elias, tim Samba punya Rayan yang punya mobilitas dan daya jelajah yang luas. Rayan sejauh babak fase grup telah mencetak tiga gol. Terlepas dari segi statistik, Rayan merupakan penyerang modern dengan kemampuan dapat mengisi semua lini penyerangan mulai dari winger kiri, winger kanan hingga penyerang tengah. Dengan absennya bomber Palmeiras, Endrick tak terlalu membuat pusing pelatih Brazil Phelippe Leal karena telah membentuk trio maut di lini serang yaitu Rayan-Kaua Elias-Estevao.
Noah Darvich - Jerman
Berposisi sebagai gelandang nomor sepuluh, sejauh fase grup Noah Darvich telah menampilkan sihirnya untuk membawa Jerman meraup tiga pertandingan dengan kemenangan. Pemain akademi La Masia (Barcelona) tersebut merupakan jendral lini tengah yang mengatur tempo permainan tim asuhan Christian Wueck. Sebagai dirigen Die Mannschaft, Darvich mempunyai visi permainan di atas rata-rata pemain. Selain itu pemain berkaki kidal menyerupai seniornya di timnas Jerman, Mesut Ozil tersebut mempunyai kemampuan eksekusi bola mati yang mematikan. Sepanjang fase grup, Darvich telah mengemas satu gol dan tiga assits.
Rento Takaoka - Jepang
Meski baru memulai debut untuk timnas Jepang pada Maret lalu, Takaoka tampil menyatu dengan skema Samurai Biru. Berpostur 1,65 meter, Takaoka kerap menyelinap di lini pertahanan lawan bagai seorang "Ninja". Di pertandingan Grup D, Rento justru kerap tampil sebagai supersub, namun hasilnya para lawan kerap kecolongan dengan aksi penyerang berusia 16 tahun tersebut. Sejauh ini sang "Ninja" menjadi pemimpin top skor sementara bersanding dengan penyerang Brazil Kaua Elias dengan torehan empat gol dari tiga pertandingan.
Nimfasha Berchimas - Amerika Serikat
Berstatus sebagai pemain termuda dalam skuad Amerika Serikat saat ini tak mengurangi kepercayaan pelatih Gonzalo Segares untuk menggaransi satu tempat di line-up kepada Berchimas. Pemain berposisi winger tersebut memiliki kemampuan dribbling di atas rata-rata pemain. Pemain yang masih menginjak usia 15 tahun sejauh ini telah mencetak tiga gol untuk tim berjuluk Baby Nats tersebut.
Claudio Echeverri - Argentina
Menjadi kapten sekaligus episentrum permainan dari Argentina, Echeverri tak pernah mengecewakan tugas yang diemban tersebut. Pemain berjuluk "Si Iblis Kecil" tersebut punya kemampuan layaknya sang legenda Lionel Messi. Meski lebih dominan menggunakan kaki kanan, Echeverri yang juga mengenakan nomor punggung sepuluh merupakan pemain yang tampil flamboyan menyerupai "Si Kutu". Pemain berpostur 1,71 meter tersebut juga mempunyai senjata eksekusi bola mati. Selama fase grup, tembakan "Si Iblis Kecil" telah bersarang ke gawang Jepang.
Joachim Kayi Sanda - Prancis
Bek sekaligus kapten Prancis Joachim Kayi Sanda menjadi sosok tangguh yang menjaga pertahanan Les Bleus nirbobol sepanjang fase grup. Pemain akademi Valencciennes FC tersebut sejauh turnamen tampil merepotkan barisan penyerang lawan. Meski berpostur 1,87 meter, Kayi Sanda juga mempunyai kecepatan lari di atas rata-rata pemain bertahan. Ketenangan dari Kayi Sanda membuat pelatih Jean Luc-Vannuchi kerap memberikannya kepercayaan bermain sejak Piala Eropa 2023 lalu.
Joel Ndala - Inggris
Mempunyai atribut yang hampir serupa dengan seniornya di timnas Inggris Bukayo Saka, Joel Ndala menjadi motor penggerak serangan bagi The Young Lions. Yang membedakan Ndala dengan Saka yaitu posisi winger yang ditempati. Sejauh di fase grup Ndala dipasang sebagai winger kiri. Namun soal olah si kulit bundar, pemain akademi Manchester City tersebut kerap menyuguhkan trik-trik yang menyulitkan lawan. Selain itu Ndala kerap tampil memecah kebuntuan dari lini depan tim asuhan Ryan Garry tersebut. Satu gol Ndala di masa akhir babak kedua saat menghadapi Iran, mengantarkan Inggris meraup tiga poin penting. Sejauh ini Ndala telah mencatatkan dua gol dan dua assits untuk Inggris di babak fase grup.
Amirbek Saidov - Uzbekistan
Uzbekistan yang kesulitan di laga perdana karena takluk atas Mali dengan skor tiga gol tanpa balas. Namun performa mengesankan di depan gawang Saidov, perlahan membuat asa tipis Uzbekistan mulai terbuka kembali. Di dua pertandingan terakhir fase Grup B, Saidov mampu keluar sebagai juru selamat tim berjuluk "Serigala Putih" tersebut. Saidov merupakan penyerang yang dibekali kecepatan dan ketahanan fisik selain itu penyerang akademi Bunyodkor Tashkent U-18 tersebut juga tipikal penyerang yang terus memberikan pressing tinggi ke lawan. Sejauh ini Saidov telah mencatatkan tiga gol untuk membantu Uzbekistan melangkah ke babak 16 besar.
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023