Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Siloam TB Simatupang, dr Peter Gunawan Ng, Sp.S menjelaskan bahwa rumah sakit itu menerapkan konsep stroke-ready hospital untuk menangani pasien stroke yang sudah dimulai sejak fase pra-rumah sakit.

Dalam pernyataannya yang diterima pada Senin, Peter menjelaskan bahwa konsep tersebut dikembangkan sejak sekitar tahun 2011. Dia menambahkan, adapun RS Siloam TB Simatupang sendiri mengadopsi protokol penanganan stroke sejak 2019.

Menurut dr Peter, stroke adalah sebuah penyakit yang dalam penanganannya, perlu kecepatan dan ketepatan. Hal tersebut perlu guna menghindari kerusakan syaraf-syaraf otak yang lebih parah.

Oleh karena itu, ujarnya, ada sejumlah langkah yang dilakukan dalam penanganan oleh RS yang siap menangani stroke, serta perbedaannya dengan penanganan stroke dari rumah sakit biasa.

Dia menjelaskan, langkah awal dalam penanganannya yaitu fase pre-hospital.

"Fase ini dimulai saat ambulans yang dilengkapi tenaga medis menjemput pasien di tempat kejadian. Pada fase ini dilakukan pengumpulan data riwayat medis dan stabilisasi kondisi pasien selama penjemputan sampai tiba di rumah sakit," dia menjelaskan.

Selanjutnya, katanya, yaitu fase hospital. Di rumah sakit, dokter IGD akan melakukan evaluasi dan diagnosis jenis stroke serta penanganan yang tepat.

Pada kasus stroke sumbatan yang masih dalam periode ‘Golden Hour’, yaitu masih kurang dari 4,5 jam sejak mulainya gejala stroke, pasien dipersiapkan untuk trombolisis, yaitu pengobatan untuk melarutkan gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak. Penilaian kelayakan untuk dilakukan trombolisis akan ditentukan berdasarkan protokol trombolisis yang berlaku di RS Siloam TB Simatupang.

Namun, bila pasien mengalami stroke perdarahan, konsultasi dengan Dokter Spesialis Bedah Saraf akan dilaksanakan segera untuk penilaian indikasi operasi.

Fase ketiga yaitu fase perawatan. Dia menjelaskan, pasien stroke itu dirujuk ke ruang perawatan yang dirancang khusus untuk menangani pasien stroke, dilengkapi dengan fasilitas dan tenaga medis yang sesuai.

Setelah itu, ujarnya, yaitu fase post-hospital, yaitu layanan kesehatan di rumah setelah pasien stabil, dan rawat jalan selama kurang lebih 1-3 bulan.

Dia juga menjelaskan sejumlah hal yang membedakan penanganan stroke di rumah sakit biasa dengan rumah sakit yang siap menangani stroke.

Yang pertama, ujarnya, adalah adanya tenaga medis yang dilatih khusus untuk mengenali, menangani, mengevaluasi, dan mengobati stroke sesuai protokol.

Kedua, yaitu fasilitas dan peralatan medis yang spesifik untuk penanganan dan diagnosis stroke, antara lain Cerebral Angiografi, Carotis Dopper dan TCD, Transtorakal dan Transesofageal Ekokardiografi, dan Perekaman EKG Jangka Panjang.

Ketiga, tambahnya, protokol khusus dalam penanganan pasien stroke.

Keempat, adalah kesiapan menangani pasien stroke selama 24 jam.

"Prinsipnya kapan pun pasien dengan gejala stroke datang ke RS Siloam TB Simatupang, maka tenaga medis akan selalu siaga untuk mengobati pasien," dia menjelaskan.

Yang kelima, ujarnya, adalah pelayanan pasca stroke.

"Perawatan stroke tidak berakhir ketika pasien meninggalkan rumah sakit, namun akan dilanjutkan saat rawat jalan atau pasien yang mendapatkan perawatan home care dari Siloam at Home," katanya.

Menurutnya, Grup RS Siloam memiliki program Siloam at Home untuk menangani pasien, termasuk pasien stroke, pasca perawatan di rumah sakit. Layanan ini antara lain meliputi perawatan lanjutan oleh tenaga medis RS Siloam TB Simatupang, fisioterapi lanjutan di rumah, demikian pula pemeriksaan laboratorium.

Dalam upaya menangani stroke, RS Siloam TB Simatupang yang menerapkan protokol penanganan stroke 2019, telah mendapatkan beberapa penghargaan.

“RS Siloam TB Simatupang telah mendapatkan penghargaan ANGELS Award (Acute Networks Striving For Excellence in Stroke) yang didukung oleh World Stroke Organization (WSO) sebagai wujud keseriusan RS Siloam TB Simatupang dalam penanganan pasien-pasien stroke dan juga sebagai realisasi ‘Stroke Ready Hospital’."

“Pada tahun 2020 di kuartal 1 RS Siloam TB Simatupang mendapatkan penghargaan ANGELS Golden Award, diikuti pada tahun 2022 di kuartal 3 mendapatkan ANGELS Diamond Award. Sebagai bukti konsistensi RS Siloam TB Simatupang pada pelayanan pasien stroke, di tahun 2023 berturut-turut mendapatkan ANGELS Golden Award di kuartal 1, diikuti ANGELS Diamond Award di kuartal 2 dan kuartal 3 tahun 2023.  RS Siloam TB Simatupang telah mendapatkan 5 (lima) penghargaan dan hingga kini penilaian masih terus berproses,” ungkap dr. Peter.
 
 


Baca juga: Grup RS Siloam bersama Telkomsel gelar MCU gratis bagi ratusan veteran

Baca juga: Mengenal metode elastografi hati, lebih mudah dan tidak menyakitkan

Baca juga: Grup RS Siloam perbarui kerjasama dengan Philips Indonesia


 

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023