Kairo (ANTARA News) - Korban tewas dalam aksi kekerasan yang melibatkan pendukung Presiden Mesir Mohamed Moursi di dekat Universitas Kairo naik menjadi 16 orang pada Rabu dan 200 lainnya terluka, kata televisi pemerintah mengutip seorang juru bicara Departemen Kesehatan.

Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa demonstran pro-Moursi bentrok dengan pasukan keamanan. Saksi mata mengatakan mereka mendengar tembakan-tembakan dan letusan senjata api.

Sayap politik Ikhwanul Muslimin yang berkuasa telah menyerukan para pendukungnya turun ke jalan untuk menolak usaha angkatan darat untuk mengatasi masalah yang telah menimbulkan aksi protes di berbagai wilayah Mesir.

"Ini saat paling kritis dalam sejarah Mesir - kami menghadapi saat yang sama dengan tahun 1952," kata Juru Bicara Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) Murad Ali kepada Reuters pada Selasa. 

Pada tahun itu, Gamal Abdel Nasser dan Perwira Bebas mengkudeta Raja Farouk.

"Rakyat Mesir sangat sadar bahwa ada sejumlah orang yang berusaha mendorong negara kembali ke dalam sejarah dan kembali ke kediktatoran."


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013