Karakter investor dari China itu, jika satu sukses, maka dia akan mengajak mitranya masuk
Jakarta (ANTARA) -
Plt Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Kepulauan Riau Bidang Industri Suyono Saputro menilai realisasi proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City di Rempang, Kepulauan Riau, akan jadi barometer bagi investor asing.
 
Menurut Suyono, hal itu lantaran investor, utamanya dari China, akan terpengaruh dengan kesuksesan rekan investor senegaranya.
 
"Karakter investor dari China itu, jika satu sukses, maka dia akan mengajak mitranya masuk, saling menopang bisnis yang sudah lebih dulu dilakukannya. Tapi sebaliknya, jika investasinya gagal, maka akan jadi kabar buruk untuk investor lainnya," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
 
Oleh karena itu, proses realisasi proyek PSN Rempang Eco City harus dijaga, apalagi jika kegagalannya bukan disebabkan oleh faktor investasi, tapi karena masalah gesekan sosial yang disinyalir membuat calon investor khawatir.
 
Terlebih, menurutnya, Batam merupakan daerah ramah terhadap investor asing. Perizinan usaha di Batam relatif mudah dan hubungan industrial pengusaha dengan buruh pun berlangsung baik.
 
"Jika Rempang Eco City terealisasi, Kadin siap untuk melibatkan diri. Kami punya supplier (pemasok) di bidang kelistrikan, ada yang bergerak di bidang konstruksi dan lain-lain. Kami berharap perusahaan lokal dilibatkan," tambah Suyono.
 
Perusahaan kaca asal China, Xinyi akan membangun pabrik kaca dan panel surya di Pulau Rempang, Kepri. Perusahaan tersebut mengucurkan investasi jumbo senilai 11,5 miliar dolar AS atau setara Rp172,5 triliun.
 
Menurut Suyono, pendekatan investasi China di sektor riil Indonesia selalu memprioritaskan tenaga kerja lokal, sehingga investasi Xinyi di Rempang diyakininya tetap membutuhkan tenaga kerja lokal jauh lebih besar.
 
"Ini justru peluang untuk anak-anak Kepulauan Riau, juga daerah lainnya di Indonesia," katanya.
 
Dengan investasi besar dan menyerap lapangan kerja dalam jumlah besar, masuknya investasi di kawasan Rempang sejalan dengan misi pemerintah menjadikan kawasan itu sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi Indonesia.
 
"Jika hilirisasi jalan, hasil pasir kuarsa diserap industri, ekspor melonjak dan pengangguran berkurang dalam jumlah besar," ujarnya.
 
Apalagi, masuknya Xinyi juga akan membuka jalan bagi banyak investor lain untuk melirik Rempang sebagai kawasan ekonomi baru yang dirancang menjadi kawasan industri, perdagangan, jasa, dan pariwisata.
 
Suyono juga menyebut produk turunan yang bakal dihasilkan dari investasi Xinyi, antara lain bahan baku kaca hingga barang jadi kaca untuk otomotif dan panel surya untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), merupakan produk yang menjanjikan di pasar global untuk masa mendatang.
 
Begitu pula sumber pasir kuarsa yang masih sangat besar. Di wilayah Kepri sendiri, lanjutnya, selain di Lingga dan Natuna, pasir laut Kepri memiliki kandungan silika hingga 94 persen yang terhampar di endapan.
 
Ia meyakini hilirisasi terhadap kandungan pasir kuarsa di Indonesia akan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi tidak hanya di Rempang, tetapi juga secara nasional.
 
"Nilai tawar Indonesia semakin besar terhadap negara maju. Dengan hilirisasi ini, Indonesia tengah bersiap menuju negara maju," ungkap Suyono.

Baca juga: Bahlil pastikan Xinyi lanjutkan investasi di Rempang Kepri
Baca juga: Bahlil: Sebanyak 400 KK di Pulau Rempang sudah setuju direlokasi 
Baca juga: Produsen kaca dunia asal China bangun hilirisasi pasir kuarsa di Batam

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023