Anyer, Banten (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta, agar sistem peringatan dini tsunami, seperti pemasangan seismograf sensor dapat selesai lebih cepat dari target semula, yaitu awal 2009 menjadi pertengahan 2008. "Pembangunan sistem peringatan dini ini kompleks dan membutuhkan biaya besar. Pemasangannya juga memerlukan proses. Rencana awal sampai dengan 2009, tapi kita percepat pada medio 2008," kata Presiden Yudhoyono di Anyer, Banten, Kamis. Pernyataan presiden tersebut disampaikan usai mendengar pemaparan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Poernomo Yusgiantoro, dan Menteri Perhubungan, Hatta Radjasa, mengenai kondisi geografis dan geologis Indonesia, serta sistem informasi gempa yang dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Sebelum pemaparan tersebut, Presiden Yudhoyono melakukan kunjungan ke pelabuhan Anyer untuk berdialog dengan masyarakat guna mengetahui kesiapan masyarakat mengantisipasi terjadinya bencana tsunami. Mengenai percepatan pembangunan sistem yang membutuhkan biaya yang besar itu, Kepala Negara menginstruksikan Menko Kesra dan Menteri Keuangan untuk membicarakan alokasi pembiayaannya bersama DPR. Selain itu, Presiden juga akan mengupayakan kembali komitmen bantuan dari negara-negara dan lembaga donor internasional, yang telah menjanjikan pada saat diselenggarakannya Konperensi Tingkat Tinggi Tsunami di Jakarta pada 2005. "Bantuan luar negeri juga akan diupayakan untuk mempercepat pembangunan ini," katanya. Dalam kesempatan itu, Yudhoyono juga meminta kepada pimpinan daerah untuk memulai menyusun prosedur tetap (protap) mengenai langkah-langkah untuk menginformasikan terjadinya gempa dan kemungkinan tsunami bagi masyarakat, serta melakukan latihan menghadapi bencana alam. "Saya juga meminta, sikap profesional dan kesiapsiagaan pimpinan daerah untuk membuat sebuah posko yang bersiaga 24 jam untuk selalu memonitor informasi adanya gempa dan tsunami," ujarnya. Kepala Negara mencontohkan, pos komando (posko) tersebut bisa saja di kediaman gubernur, sehingga jam berapa pun kejadian gempa dan tsunami terjadi, maka informasi segera dapat diperoleh dan disebarkan ke pihak terkait sekaligus ke masyarakat. Presiden juga menekankan, perlunya membangun sistem komunikasi kepada masyarakat setelah mendapat informasi dari BMG mengenai terjadinya gempa dan kemungkinan tsunami. "Ada waktu 20 menit yang sangat berharga setelah informasi gempa dan kemungkinan tsunami dari BMG yang sistemnya harus sudah dibangun, agar dapat segera menyelamatkan masyarakat," demikian Presiden Yudhoyono. Hadir dalam kesempatan itu, antara lain Menko Kesra, Aburizal Bakrie, Menteri Kelautan dan Perikanan, Fredy Numberi, Menteri Dalam Negeri, M. Ma`ruf, Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Pol. Sutanto, serta Pelaksana Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006