Saat ini pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota terus berupaya keras dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi NTT
Kupang (ANTARA) - Pemerintah daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyebutkan penurunan angka stunting (gangguan pertumbuhan pada anak) di daerahnya selama lima tahun terakhir cukup signifikan yaitu rata-rata 3,4 persen.

"Berdasarkan laporan data e-PPGBM, sistem elektonik pencatatan Dan pelaporan Gizi berbasis masyarakat kabupaten/kota bahwa kondisi perkembangan stunting di NTT sejak tahun 2019 sampai 2023 terus terjadi penurunan yang cukup signifikan," kata Penjabat Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Ayodhia Kalake di Kupang, Rabu.

Ayodhia Kalake mengatakan hal itu terkait adanya rapat koordinasi penanganan stunting di NTT yang berlangsung di Kabupaten Kupang.

Ia menjelaskan, Pemerintah pusat telah menetapkan target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14 persen. Pencapaian target tersebut harus didukung penuh oleh seluruh pemerintah daerah termasuk Pemerintah Provinsi NTT.

"Saat ini pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota terus berupaya keras dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi NTT," kata Ayodhia Kalake.

Ia mengatakan pula bahwa berdasarkan laporan data e-PPGBM kabupaten/kota bahwa kondisi perkembangan stunting di NTT sejak tahun 2019 sampai 2023 terus terjadi penurunan yang cukup signifikan, yaitu angka stunting pada 2019 tercatat ada 91.120 anak, dan hingga pada 2023 turun menjadi 15,2 persen atau 63.804 anak stunting.

Menurut dia, pemerintah kabupaten/kota harus terus melakukan intervensi dalam melakukan penurunan stunting melalui pemberian makanan tambahan secara rutin di antaranya upaya pencegahan ibu hamil kekurangan energi kronis dapat memastikan asupan gizi yang cukup melalui PMT 90 hari secara rutin, agar tidak melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah dan stunting.

Selain itu perlu meningkatkan kualitas pengukuran dengan menggunakan alat standar dan penguatan SDM tenaga kesehatan yang sudah tersedia, upaya preventif yang lakukan harus difokuskan pada balita berat badan tidak naik satu kali (Balita T).

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023